Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nikmat di Ujung Pisau (2)

20 Mei 2024   10:07 Diperbarui: 20 Mei 2024   10:14 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay gratis

"Biasa, ketemu teman-teman di jalan melepas kangen."

"Berisi minum kan?"

"Kalau iya, gimana sih? Bertemu seperti itu minuman dan rokok temannya. Suasana akan tambah akrab dan asik."

Rani tidak mau melanjutkan pembicaraan. Ia tak mungkin meredam ego suaminya kalau sudah seperti ini. Padahal Rani merasa curiga. Betapa tidak kehangatan yang ia dapatkan selama ini dari Teo berubah hampir seratus derajat. Kamar yang dulunya sumringah, kini tidak lebih dari onggokan yang membisu

Sebagai perempuan intuisi rasa curiganya dan cemburu tumbuh di hati. Tidak hanya pada gerak gerik, sikap Teo, tapi kehangatan itu terasa sudah hilang. Apalagi gara-gara bau farfum di baju Teo, pernah menjadi biang kerok keributan.

Rani tahu persis farfum yang menjadi kesukaan suaminya Teo. Dan sering kali Ranilah yang memberikan. Tapi malam minggu lalu, setelah Teo bilang keluar dengan temannya, Rani mencium bau farfum....di tubuh suaminya Teo. Ia mencoba bertanya. Tapi apa yang dia dapatkan? Suara dempratan dan kata-kata mengusir keluar dari mulut Teo. Rani terdiam. Ia tak ingin anaknya mendengar perkelahian malam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun