Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Kera yang Setia

11 Mei 2024   15:12 Diperbarui: 11 Mei 2024   15:13 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salim mengangguk. Mulailah Salam dan Salim melakukan perjalanan yang cukup jauh. Sepanjang jalan yang dilalui, hampir semua tanaman mengering. Daun-daun rontok berguguran.

"Kakak masih jauh? Aku lapar sekali. Belum makan apa-apa."

"Sabar adikku. Kita berdoa dan berusaha. Pasti akan dapat makanan."

Hingga hampir menjelang malam, kera Salam dan Salim melihat lembah. Mereka menuju tempat tersebut. Mereka sangat senang karena ada kubangan mata air. Mereka berlompatan dan sampai pada kubangan tersebut. Salam dan Salim minum sebanyak-sebanyaknya.

Tak lama mereka mendengar raungan Macan."Ayo cepat Salim. Melompat. Jangan sampai diterkam."

Baru sekitar dua meter di dahan Macan itu mendekat. Pohon tempat mereka bertengger digoyang-goyang. Salam dan Salim menggigil ketakutan. "Semoga Aku bisa bertahan." Pikirnya.

Malampun tiba. Macan itu pergi. Kera Salam dan Salim akhirnya bermalam di hutan tersebut. Mereka tidur sangat nyenyak walau udara terasa panas.

Baru bangun kera Salam dan Salim terkejut. Ternyata matahari sudah cukup tinggi. Berarti hsri sudah siang.

"Kak, bangun. Sudah siang. Nanti kita kemalaman lagi."
Salam terkejut dibangunkan oleh adiknya. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Mereka berlompatan dari pohon satu kepohon lainnya.

"Adikku, perjalanan kita semakin dekat. Tuh, lihat. Sudah nampak tanaman yang daunnya hijau. Berarti daerah disitu, tanaman masih bagus. Berarti buah masih bagus juga. Ayo semangat."

Kera Salam memberi semangat kepada adiknya Kera Salim. Sedari tadi Salam melihat adiknya sangat takut meloncat. Mungkin tenaganya sudah semakin habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun