Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

May Day. Daaaaa

1 Mei 2024   17:31 Diperbarui: 1 Mei 2024   17:54 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#cerita serius tapi santai

DN Sarjana

May Day. Daaa....

Pagi-pagi sekali Pitung mempersiapkan diri untuk mengikuti acara di bundaran. Setelah seruput kopi ditemani sebatang rokok, Pitung memakai baju hitam lengan panjang. Tumben juga Pitung memakai celana jean warna biru yang tergantung di gedeg tembok rumahnya. Maklum kamar kontrakan seukuran 4x5 Pitung gunakan sebagai kamar tidur dengan tiga penghuni, Pitung, istri dan anak perempuan semata wayang.

Setelah rapi, Pitung tak lupa sisiran, memakai topi warna merah dan kaca mata hitam.

"Pitung, mau kemana? Kok tumben rapi banget." Tanya istrinya sambil menyiapkan susu untuk anaknya.

"Sekali-kali kan boleh Leha. Masak terus pakai baju kumal, gendong kampil dan bawa besi sanvket."

"Pitung, Pitung... Leha tahu itu. Kamu kan biasa kerja mulung. Masak sih bawa pulpen. Tapi kali ini Kamu kelihatan gagah."

"Naaa, mulai merayu Leha. Pitung tak dapat rejeki lebih. Boro-boro ngasi lebih. Buat dapur bisa ngepul aja syukur."

"Pitung. Selama ini Leha pernah minta jatah lebih? Jaga bicaramu. Apa kamu mau nipu Leha ya. Pasti kamu ada janjian sama perempuan lain."

"Nah, mulai cemburu. Ucapan itu yang Pitung tunggu. Itu artinya Leha masih sayang sama Pitung, walau seharian ditinggal mulung.

"Terus, maksudmu sekarang?"

"Leha, Pitung mau memperingati May Day. Semua teman pemulung ikut unjuk rasa."

Leha berpikir. "Apa yang akan didapat suaminya, bila ikut? Apa nasib berubah dari tukang mulung menjadi minimal satpam? Uh, ngaco banget.

"Leha, Pitung berangkat ya."

"Ya, hati-hati suamiku."

Pitung mengambil sepeda pacal di emperan rumah. Ia lama terdiam. Pitung berdiri. Lagi jongkok. Wajahnya kelihatan gelisah.

"Lehaaa.. Pitung sial. Ban sepeda kempes." Pitung duduk merenung.

"Waduuuh...gimana sekarang? Yaah...kanggokan saja May day, jadi May dadaaaa...."

Leha menjahui suaminya Pitung. Takut kena tampar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun