"Terus, maksudmu sekarang?"
"Leha, Pitung mau memperingati May Day. Semua teman pemulung ikut unjuk rasa."
Leha berpikir. "Apa yang akan didapat suaminya, bila ikut? Apa nasib berubah dari tukang mulung menjadi minimal satpam? Uh, ngaco banget.
"Leha, Pitung berangkat ya."
"Ya, hati-hati suamiku."
Pitung mengambil sepeda pacal di emperan rumah. Ia lama terdiam. Pitung berdiri. Lagi jongkok. Wajahnya kelihatan gelisah.
"Lehaaa.. Pitung sial. Ban sepeda kempes." Pitung duduk merenung.
"Waduuuh...gimana sekarang? Yaah...kanggokan saja May day, jadi May dadaaaa...."
Leha menjahui suaminya Pitung. Takut kena tampar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H