Ibu Marni mendekati Tari sendirian.
"Tari, kamu tidak belanja? Kamu bawa bekal?
Tari terdiam. Ia harus menjawab apa.
"Ibu tari sudah makan kok. Sebentar aja belanja.
Bu guru Marni tahu bahwa Tari seringan tidal bawa bekal.
"Tari, ini ibu bawa pisang goreng. Ibuk yang membuat silahkan dimakan. Ini air di gelas ibu. Minum saja."
Tari memandangi wajah ibu guru Marni. Melintas diingatannya tentang almarhum ibunya.
"Andai Ibu masih Ada, Aku pasti diaayangi. Sama dengan Ibu Guru Marni." Pikir Tari. Air matanya meleleh di pipi. Ia dengan lahap makan pisang goreng. Perutnya sangat lapar. Perasaan ibu guru Marni sangat sedih. Ia mengusap-usap rambut Tari.
"Tari, kamu tabah ya Nak. Tuhan akan menolongmu. Kalau ada apa-apa bilang sama Ibu ya!" Ibu guru Marni meninggalkan Tari di dalam kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H