Mas Rio, Utari Sayang Kamu (seri 4)
Kurang lebih dua jam, operasi berlangsung. Rupanya kondisi Rio stabil, sehingga ia dipindahkan ke sal bedah. Syukur Utari sudah pulang dari kerja.
Di kamar nomor 12, Utari dengan sabar menunggu Rio. Impus yang terpasang hanya dilengan saja. Tapi kateter juga masih terpasang. Kelihatan Rio sudah mulai bergerak-gerak.
Utari keluar ruangan karena ia belum makan siang. Utari duduk di bangku bawah pohon kamboja. Ia menikmati nasi bungkus dengan lahap. Baru kali ini Utari merasa sedikit nikmat makannya.
Belum selesai makan, tiba-tiba datanh seorang pria menghampiri. Sambil mohon ijin dia duduk disamping Utari.
"Bagaiman Rio. Apa sudah baikan?"
"Sudah agak baikan Pak. Bapak siapa?"
Sambil mengunyah permen, pria itu berkata.
"Aku polentir. Yaah.., biasalah bantu-bantu orang yang mengalami kesusahan."
Lagak lelaki itu menyebalkan. Utari merasa tidak betah melihatnya. Tapi dia menahan kesabaran, walau mangkel.
"Maksud Bapak apa sih?" Utari coba memancing.
"Mbak, sekedar tahu aja. Kasus seperti Rio pasti hukumannya berat karena masalah narkoba. Apalagi Dia pengedar kelas kakap".