Tangisan Si Kecil
DN Sarjana
"Dengan cara apa kamu berdusta  lagi? Ayoo...dengan cara apa?" Teriak Fitri sambil melempar sendok yang kebetulan dipegangnya.
Pertengkaran kecil itu, syukur tidak diketahui oleh siapapun. Kebetulan rumah dalam keadaan sepi.
Peristiwa itu wajar saja terjadi. Siapa yang masih mampu tidak cemburu, ketika di depan matanya sudah terbukti suaminya selingkuh.
Sore itu sepulang kerja, seperti biasa suaminya Fredy rehat sejenak, kemudian menuju kamar tidur untuk beristirahat.
Fredy tidak menyadari bahwa perubahan kasih sayang kepada istrinya, Fitri  akan menjadi masalah. Memang umumnya lelaki cuek terhadap situasi yang terkadang sangat sensitif.
Seperti yang dilakukan Fredy. Ia sembarang saja menaruh hp. Fredy tidak menyadari bahwa kelakuannya di kantor akan menjadi masalah besar.
Hampir saja mahligai rumah tangganya runtuh gara-gara menyimpan chating.
"Pak, kita bertemu dimana?" Itu bunyi chat pertama yang merisaukan hati Fitri.
"Ma, aku kok punya perasaan tidak enak pada suamiku?" Awal pertama ia menyampaikan kepada ibunya.
"Ah, jangan berprasangka Fitri. Apalagi ini hari suci. Sabar dan tawakal. Ingat kemahakuasaan Tuhan." Kata ibunya di pagi itu.