Sering saran itu Selasih sampaikan kepada ibunya, sampai kemudian ibu jatuh sakit.
Hari terus berlalu. Hari suci ramadhan makin dekat. Sementara ibunya, Selasih kondisinya tidak kunjung membaik.
Walau beliau sudah bisa makan bubur sedikit, namun kondisinya masih lemah. Selasih dalam keseharian terus berdoa, agar ibunya sehat kembali.
Tiga hari sebelum bulan ramadhan, tiba-tiba Selasih dikejutkan oleh kehadiran dua orang laki-laki. Satu seumuran ibuknya. Satu lagi mungkin lebih tua lagi 3 tahun dari Selasih.
"Maaf ini rumah kos Ibu Selasih?" Ujar Bapak yang rambutnya sudah memutih.
"Betul Pak."
"Ibu ada?"
"Ada pak. Ibu saya terbaring sakit."
Baru berkata seperti itu, orang tua itu kelihatan sedih. Ia kemudian berbicara dengan  laki lainnya. Tidak terlalu lama, datang ambulan menjemput ibu.
"Sebentar pak! Bapak siapa?"
"Nanti kita bicara nak. Sekarang ambil pakaian ibu secukupnya. Kita bawa ibu ke rumah sakit. Sudah ada petugas dengan perlengkapannya."