Mohon tunggu...
Nyoman Prayoga
Nyoman Prayoga Mohon Tunggu... Pekerja NGO -

Currently working as Flood Resilience Program Manager at Mercy Corps Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

DBD Semakin Menjadi Ancaman Akibat Perubahan Iklim, Kota Tarakan Beradaptasi dengan Menggunakan Topi Anti DBD (TAD)

4 September 2015   09:01 Diperbarui: 15 September 2015   13:01 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="TAD menjadi suatu alat sederhana bagi warga untuk mencegah nyamuk berkembang biak di penampungan air"]

[/caption]

[caption caption="TAD juga ternyata sekaligus mencegah kotoran masuk ke tempat penampungan air"]

[/caption]

Kelompok Kerja Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kota Tarakan bekerjasama dengan APEKSI dan Mercy Corps Indonesia melalui program ACCCRN (Asian Cities Climate Change Resilience Network) untuk mengimplementasikan upaya pencegahan perkembangan vektor penular DBD dengan BKM Sejahtera sebagai mitra pelaksana di lapangan. Warga di 29 RT Kelurahan Selumit Pantai diberi pelatihan dan didampingi untuk bisa membuat TAD menggunakan mesin jahit sederhana. Sampai pada pertengahan 2015 ini, telah dihasilkan 3.580 unit TAD yang terpasang di tengah masyarakat di sana.

Warga sangat antusias dan senang karena sekarang tempat penampungan airnya jadi terlindung dari jentik nyamuk dan sekaligus kotoran-kotoran. Saya juga senang karena ada peningkatan kapasitas pada saya yang tadinya tidak bisa menjahit dan sekarang bisa memproduksi TAD sendiri. Ada keterbatasan jumlah mesin jahit, jadi saya senang-senang saja kalau ada yang mau minta diajari atau dibuatkan TAD untuk digunakan di rumahnya.” ujar Bp. Arif, salah satu warga di Kelurahan Selumit Pantai.

[caption caption="Bp. Arif, salah satu warga di Kelurahan Selumit Pantai merasa senang memiliki keterampilan baru untuk menjahit TAD yang bisa dimanfaatkan di lingkungannya juga."]

[/caption]

Selama ini TAD terbukti bisa menghalangi kotoran yang sifatnya kasar untuk masuk ke air karena talang maupun atap rumah sering juga menjadi sarang binatang lain seperti tikus. Setelah pemasangan sekitar 2-3 bulan, terbukti ada peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) dari 56,3% menjadi 95% . Diharapkan TAD bisa berkontribusi untuk pencegahan DBD khususnya di daerah sulit air/ belum terjangkau jaringan pipa air bersih. Dengan adanya Topi Anti DBD ini, masyarakat di Kelurahan Selumit Pantai, Kota Tarakan tetap dapat memanfaatkan air hujan dan sekaligus mendorong upaya pencegahan penyakit DBD.  “Kami berharap seluruh proses dan pembelajaran selama implementasi proyek Topi Anti DBD (TAD) dapat diketahui dan bermanfaat bagi mereka yang ingin mereplikasi kegiatan serupa,” ujar Ir. Jamaludin (Asisten Ekonomi & Pembangunan) mewakili Walikota Tarakan mengapresiasi semangat warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun