Mohon tunggu...
Nyoman Heru
Nyoman Heru Mohon Tunggu... -

Pendidikan S1-TI, berkarir di IT selama 16 tahun, sejak 2006 berwirausaha di bidang creative dan aktif mendorong dunia wira usaha serta pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money

ketimpangan Pendapatan antara Kota dan Desa

1 Februari 2011   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak tulisan dan berita, kalau Pak SBY menyampaikan kalau gaji beliau sebagai presiden RI sudah tujuh tahun tidak naik, dan tadi pagi juga saya membaca kalau Pak Joko Widodo atau biasa di panggil  Pak Jokowi yg menjabat sebagai Walikota Solo tidak pernah mengambil gajinya walaupun beliau setiap bulan menanda-tangani slip gajinya tapi sejak hampir tujuh tahun juga beliau memimpin pemerintahan di Kota Solo bliau belum pernah melihat gaji yang menjadi hak nya sebagai wali kota Solo.

Jelas berita yang kontradiksi, namun kita bisa belajar dari kedua tokoh tersebut kualitas dan kepribadian kedua tokoh tersebut secara singkat, dan jika kita lihat kembali ke masyarakat luas maka jelas tampak betapa gaji para pejabat dan pegawai negeri begitu besar nilainya jika di bandingkan pendapatan para rakyat yang memberikan mandat kepada para pejabat dan PNS tersebut.

Banyak masyarakat yang sulit mendapatkan lapangan pekerjaan dan jika mendapatkan pekerjaan nilai yang di terima sangatlah minim namun  itulah pilihan hidup. Tak sedikit yang mengambil jalan pintas dengan melakukan perbuatan melanggar hukum.

Bagi masyarakat pedesaan yang bekerja sebagai petani, pendapatan mereka jauh lebih minim dan miris dikarekan praktek ijon atau rentenir dan kuasa para tengkulak dalam mengatur harga jual beli hasil pertanian. Negara ini semakin tampak rapuh dan miskin serta suram, sudah saatnya para pemuda dan pemudi untuk berani mengambil sikap untuk menjadi pelaku wira usaha yang mumpuni dengan mengandalkan kenekatan dan kebutuhan untuk hidup dan menjadi pionir di lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal.

Mari berbuat dan melakukan yang terbaik dan menjadi bagian di depan barisan untuk memperbaiki negeri ini dengan dari lingkungan terdekat di rumah dan keluarga kita agar ketimpangan pendapatan antara kota dan desa hilang dan kita sama-sama hidup dalam kelayakan sosial ekonomi.

Salam hangat dari Bang Nyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun