Aku tak mungkin salah, ini benar-benar benda itu. Tanpa kepala, disiram dengan cairan semacam saus tomat yang busuk. Lembek dan anyir. Kulit-kulitnya bahkan bisa jatuh dengan mudah tanpa ku sentuh.Â
Dan ya, ini benar-benar potongan ikan sarden seukuran manusia. Berjalan sangat pelan di atas tubuhku. Ada warna kemerahan pekat yang tak bisa kujelaskan. Pelan, pelan sekali. Bagian-bagiannya naik dan akan segera melewatkan ku sebentar lagi. Aku hanya perlu menahan, rasanya seperti menahan muntah saat melihat potongan ikan-ikan yang membusuk berminggu-minggu.
***
"Cepatlah bangun" suara emak menarik seluruh tubuhku. Aku terduduk, di depan televisi yang sedang menayangkan berita kematian ABK Indonesia yang dibuang ke laut.
Aku menarik nafas panjang, di atas meja sudah menunggu dua kaleng kecil sarden saus tomat untuk dimasak. Sore ini kami berbuka dengan sarden lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H