Mohon tunggu...
Erny Kusuma
Erny Kusuma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka kuliner dan jalan-jalan, kemudian diurai dalam sebuah artikel.

Penikmat indahnya wisata alam Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tak Mudik, Jalan-jalan pun Jadi

7 Juni 2018   23:53 Diperbarui: 8 Juni 2018   00:14 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak Mudik, Jalan-jalanpun Jadi

Mudik saat hari raya Idul Fitri adalah semacam "keharusan" bagi orang-orang di rantau. Mereka pulang ke kota asal atau kampung masing-masing dengan harapan bisa berkumpul bersama keluarga.  Tentunya usai sebulan penuh berpuasa kemudian merayakan kemenangan dalam balutan Idul Fitri.

Persiapan untuk mudikpun pasti sudah direncanakan dengan matang. Mulai pemesanan tiket untuk mudik yang menggunakan jasa angkutan udara, kereta api, bus, kapal laut ataupun mobil pribadi. Selain tiket juga harus dipersiapkan adalah uang saku yang cukup. Sebab yang namanya mudik lebaran bakal banyak pengeluaran-pengeluaran, baik yang tak terduga maupun yang sudah direncanakan.

Yang tak kalah penting yakni kesehatan personal. Untuk melakukan perjalanan mudik yang pasti jauh, menbutuhkan fisik yang prima dan sehat. Jadi untuk mudik sediakan juga obat-obatan pribadi untuk mencegah sakit agar perjalanan mudik lancar.

Bila persiapan mudik tersebut diatas direncanakan dengan matang, insha allah tidak ada kendala selama perjalanan. Hingga menuju ke kampung halaman pun semua lancar dan terkendali

Bagaimana dengan orang yang tak mudik?

Media baik televisi maupun koran dan berita online selalu menampilkan berita-berita seputar mudik saat event lebaran. Tentu saja membuat keinginan pulang kampung menggebu. Tradisi pulang kampung pun selalu menyedot keinginan orang-orang untuk bermaaf-maafan dihari fitri bersama orang-orang terkasih.

Bagi orang-orang yang tinggal dan bekerja di kota sendiri, pastilah tidak meramaikan mudik. Kecuali kalau memiliki suami atau istri yang berasal dari kota lain. Mau tidak mau juga mudik. 

Kalau saya asli kota dimana saya tinggal sekarang. Demikian juga suami saya berasal dari kota yang sama. Jadi untuk urusan mudik yang membutuhkan dana ekstra banyak, kami tidak ikut serta. Jadi mengisi lebaran dengan kegiatan apa?

Dibawah ini yang dilakukan saat kami tak mengikuti tradisi mudik saat lebaran :

1. Mengunjungi orang tua dirumah punden. Orang Jawa kerap menyebut rumah punden adalah rumah saat kita kecil dulu. Rumah yang penuh dengan kenangan-kenangan di masa lalu. Berkumpul dengan saudara-saudara lainnya untuk sebuah acara keluarga di hari lebaran.

2. Menyambung silaturahim dengan tetangga dekat. Salah satu ajang untuk bertemu dengan tetangga ya saat lebaran. Kadang diantara kami meski rumah saling berdekatan, tapi karena kesibukan membuat kami jarang bertatap muka. Nah lebaran bisa jadi saat untuk menebus waktu yanf lewat begitu saja setiao harinya.

3. Mengikuti acara reuni kumpul-kumpul bertemu dengan teman sekolah yang mudik ke kota asal. Ini juga satu kesempatan satu kali dalam setahun, bertemu dengan teman sekolah SD, SMP ataupun SMA. Sehingga terjalin kembali hubungan akrab dan saling melebur kesalahan pada hari yang fitri.

4. Usai melakukan poin 1-3 diatas, saatnya liburan idul fitri. Liburan yang saya jalani biasanya menyesuaikan budget. Bila tipis dana ya liburan sederhana yang tak jauh tujuannya. Misalnya mengajak anak-anak berenang di pantai atau di tempat rekreasi yang ada kolam renangnya. Anak-anak saya kebetulan paling suka piknik atau wisata air.

Nah bagi yang tidak mudik, semoga 4 hal diatas bisa menjadi acuan dalam ber-idul fitri tanpa mudik. Kalau mengikuti evoria mudik teman-teman kita memang sungguh menyenangkan. Berbagai cerita selama perjalanan mudik  pasti sangat menarik. Jadi ingin merasakan mudik, hehe... Kalau tak mudik, jalan-jalan sepertinya jadi pilihan kami sekeluarga. Bagaimana dengan anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun