Tak Mudik, Jalan-jalanpun Jadi
Mudik saat hari raya Idul Fitri adalah semacam "keharusan" bagi orang-orang di rantau. Mereka pulang ke kota asal atau kampung masing-masing dengan harapan bisa berkumpul bersama keluarga. Â Tentunya usai sebulan penuh berpuasa kemudian merayakan kemenangan dalam balutan Idul Fitri.
Persiapan untuk mudikpun pasti sudah direncanakan dengan matang. Mulai pemesanan tiket untuk mudik yang menggunakan jasa angkutan udara, kereta api, bus, kapal laut ataupun mobil pribadi. Selain tiket juga harus dipersiapkan adalah uang saku yang cukup. Sebab yang namanya mudik lebaran bakal banyak pengeluaran-pengeluaran, baik yang tak terduga maupun yang sudah direncanakan.
Yang tak kalah penting yakni kesehatan personal. Untuk melakukan perjalanan mudik yang pasti jauh, menbutuhkan fisik yang prima dan sehat. Jadi untuk mudik sediakan juga obat-obatan pribadi untuk mencegah sakit agar perjalanan mudik lancar.
Bila persiapan mudik tersebut diatas direncanakan dengan matang, insha allah tidak ada kendala selama perjalanan. Hingga menuju ke kampung halaman pun semua lancar dan terkendali
Bagaimana dengan orang yang tak mudik?
Media baik televisi maupun koran dan berita online selalu menampilkan berita-berita seputar mudik saat event lebaran. Tentu saja membuat keinginan pulang kampung menggebu. Tradisi pulang kampung pun selalu menyedot keinginan orang-orang untuk bermaaf-maafan dihari fitri bersama orang-orang terkasih.
Bagi orang-orang yang tinggal dan bekerja di kota sendiri, pastilah tidak meramaikan mudik. Kecuali kalau memiliki suami atau istri yang berasal dari kota lain. Mau tidak mau juga mudik.Â
Kalau saya asli kota dimana saya tinggal sekarang. Demikian juga suami saya berasal dari kota yang sama. Jadi untuk urusan mudik yang membutuhkan dana ekstra banyak, kami tidak ikut serta. Jadi mengisi lebaran dengan kegiatan apa?
Dibawah ini yang dilakukan saat kami tak mengikuti tradisi mudik saat lebaran :
1. Mengunjungi orang tua dirumah punden. Orang Jawa kerap menyebut rumah punden adalah rumah saat kita kecil dulu. Rumah yang penuh dengan kenangan-kenangan di masa lalu. Berkumpul dengan saudara-saudara lainnya untuk sebuah acara keluarga di hari lebaran.