Mohon tunggu...
Nyi Ai Tita
Nyi Ai Tita Mohon Tunggu... Guru - Guru suasta

Berakit rakit ke hulu berenang renang ke tepian bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Berharga di PPDB

6 Februari 2021   15:56 Diperbarui: 6 Februari 2021   16:03 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

akhirnya di malam Jumat, sekitar pukul 18.00 WIB  saya baru mengetik di WA akan memberikan kabar mengenai solusi keinginan orangtua. Kemudian beres ngetik saya share ke WA orangtua calon peserta didik.

Saya juga harus berpikir bijak kepada orangtua yang menghendaki putra putrinya seperti kasus di atas.
Apa itu?
Yaitu saya memberikan alternatif, "Oh iyah Pak, kalau Bapak tetap ingin seperti itu bisa coba daftar ke sekolah yang ada akselerasinya."
"Oh di mana Bu sekolahnya?"
"Masih di lingkungan sekitar SD ini Pak, tidak jauh."
"Oh gitu yah Bu, saya coba tanya anaknya dulu."
"Baik Pak..."
Kurang lebih lima menit setelah komunikasi ada telpon masuk. Ternyata dari Si Bapak tadi. Kemudian saya angkat.

"Assalamualaikum Pak,...Bagaimana Pak?"
"Ini Bu, maaf anak saya tidak mau di sekolah tersebut, Inginnya di sekolah SD tempat Ibu mengajar tadi."
"Ooh begitu Pak, ...?"
"Iyah Bu, saya akan daftar hari Senin, 08-02-2021." Sahutnya.
"Dengan senang hati, saya tunggu hari Senin yah Pak..."
"Baik Bu, terima kasih banyak."  
"Sama-sama Pak terima kasih atas kepercayaannya."
Oh iyah Bu, maaf hari Senin sekalian saya mau daftar adiknya juga ke TK yang di samping SD."
"Baik Pak, sekalian yah mengantarnya...?"
"Iyah Bu, untuk saat ini si kakak saya masukkan dulu ke club bola"
"Waah bagus sekali Pak..."  
"Alhamdulillah Bu, ..."
"Sama-sama Pak..."
Hari Senin saya kontek Ibu yah,..."
"Boleh Pak...saya tunggu."
"Wassalamulaikum Bu..."
"Waalaikumsalam Pak..."

Begitulah pengalaman saya menghadapi orangtua yang ada sedikit menyalahkan kondisi dan perasaan menyesal tidak mendaftarkan anaknya di awal tahun pembelajaran. Padahal usia sudah bisa masuk ke kelas 1.

Bagi orangtua dengan adanya cerita seperti ini mudah-mudahan bisa diambil pelajarannya. Terutama yang masih produktif punya anak-anak usia Sekolah Dasar. Lebih baik daftarkan aja putra putrinya,

untuk ke depannya kita serahkan kepada yang berwenang dalam mengelola pendidikan baik negeri atau suasta. Insya Allah para pendidik akan mencarikan dan memberikan solusi yang terbaik buat putra putri generasi bangsa yang akan datang.

Pendidikan sangat penting di usia dini, terutama pendidikan karakter yang menyangkut pendidikan adab harus dimulai dan dibiasakan sejak usia dini. Bahkan pentingnya pendidikan karakter pembahasannya adab itu lebih penting.

Imam Syafii bercerita, "Aku mengabdi kepada Imam Malik selama 20 tahun, 2 tahun untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari adab."

Kenapa para ulama mendahulukan mempelajari adab?
Yusuf bin Al Husain berkata, "Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu."

Itulah yang harus diterapkan pendidikan di usia SD yaitu karakter lebih utama. Kita sebagai orangtua jangan khawatir dengan kemampuan akademis. Karena kemampuan akademis itu bisa dikejar apabila putra putri kita sudah memiliki adab yang baik.

Kriteria lulus dari sekolah dasar apabila indikator adab sudah bertul-betul tercapai melekat mengakar dalam keseharian para peserta didik. Bahkan ilmu itu akan mudah diserap oleh peserta didik yang memiliki adab yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun