Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ancaman Kanker Serviks terhadap Kesehatan Perempuan Indonesia

17 April 2021   13:45 Diperbarui: 18 April 2021   20:03 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.idaikaastuti.blogspot.com

Jika hasil papsmear ada yang mencurigakan atau mengarah pada kelainan serviks, biasanya dokter spesialis kebidanan akan memberikan therapi dan menganjurkan pemeriksaan papsmear ulang 3 bulan berikutnya.

2. Pemeriksaan IVA

Pemeriksaan IVA adalah tes inspeksi visual asam asetat. Dengan melakukan pengamatan pada mulut rahim selama 3-5 menit setelah dilakukan pulasan asam asetat pada mulut rahim tersebut. Dugaan kanker serviks dapat dilihat pada hasil pulasan yang menunjukkan adanya  epitel, atau permukaan sel yang berwarna putih.

Sensitivitas pemeriksaan IVA hampir sama dengan papsmear yaitu 70%. Jika dicurigai adanya sel kanker , maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosa kanker serviks.

www.idaikaastuti.blogspot.com
www.idaikaastuti.blogspot.com

3. Tes DNA HPV

Tes DNA HPV dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan papsmear, karena menggunakan sekret mulut rahim sebagai sampel untuk diperiksa di laboratorium. Namun tingkat sensitivitas tes DNA ini mencapai 97%, lebih sensitif dibandingkan papsmear dan IVA.

4. Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosa kanker serviks. Tindakan kolposkopi ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan menggunakan mikroskop binokuler dengan cahaya terang. Jadi gambaran visual sel-sel pada mulut rahim dapat terlihat jelas, sehingga jika ada kelainan serviks bahkan kanker serviks bisa dideteksi secara langsung.

Jika semua perempuan indonesia memahami tentang cara deteksi dini kanker serviks tersebut, diharapkan tindakan preventif akan lebih cepat dilakukan sehingga mengurangi angka kejadian kanker serviks pada stadium lanjut, dan tingkat kematian perempuan akibat kanker serviks dapat ditekan secara maksimal.

Sedikit bercerita tentang penderita kanker servik, sejak tahun 2007 hingga 2018 saya sangat akrab dengan para penderita kanker serviks bahkan setiap hari saya bertemu dengan pasien-pasien tersebut karena kebetulan saya menjadi asisten praktik klinik seorang dokter spesialis ginekologi onkologi atau yang dikenal dengan dokter spesialis tumor dan kanker kebidanan. Banyak diantara mereka yang datang pada stadium lanjut dan begitu divonis menderita kanker mereka langsung drop. Apalagi ketika dokter menyatakan bahwa pengobatan yang harus mereka hadapi adalah radioterapi dan khemoterapi. Yang pertama kali terpikirkan di kepala para penderita kanker tersebut adalah efek dari pengobatan kemoterapi dan radioterapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun