Pagi ini nuraniku serasa teriris, bagaimana tidak setelah seharian mencoba mencoba merujuk dua sosok malaikat kecil yang terlahir dengan gangguan jantung pada akhirnya berhasil dilakukan tapi dengan tanda tangan surat di atas materai.
Berawal dari kemarin pagi saat kondisi kedua bayi kembar yang dilahirkan secara sectio caesaria ini mulai drop, tubuhnya yang pada awalnya merah merona berubah kebiruan, selang beberapa waktu berubah lagi menjadi merah.Â
Bayi kembar ini terlahir dengan berat badan 2 kg dan 1,8 kg. Setelah lahir keduanya langsung dirawat didalam incubator tetapi keduanya dalam kondisi baik. Ketika kondisinya mulai drop, dokter anak menganjurkan untuk merujuk kedua bayi ini ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap lagi karena curiga memiliki kelainan jantung, maklum saja rumah sakit tempat saya bekerja adalah rumah sakit kecil khusus ibu dan anak yang memiliki keterbatasan fasilitas.Â
Kami mulai berusaha merujuk secara berjenjang menggunakan aplikasi Sisrute (Sistem Rujukan Terintegrasi) yang dikembangkan oleh kementrian kesehatan. Saat ini sudah diwajibkan menggunakan aplikasi tersebut untuk setiap rujukan ke rumah sakit lain.Â
Pada saat merujuk ke rumah sakit pertama, hasil konfirmasi rujukan bahwa ruangan neonatus dan NICU (neonatal Intensive Care Unit) penuh jadi mereka menyarankan merujuk ke rumah sakit lain. Akhirnya kami pindah rujukan ke salah satu rumah sakit type B, mereka menjawab keterbatasan dokter sub spesialis jantung anak, sehingga menyarankan rujuk kerumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap.
Mulai jam 10 pagi hingga jam 7 malam, kami berusaha sana sini menghubungi lebih dari 6 rumah sakit tapi semuanya gagal, ada yang ruangan penuh, ada yang menjawab keterbatasan alat dan fasilitas. Hingga akhirnya kami menjelaskan dengan keluarga pasien mengenai kondisi yang terjadi, dan akhirnya kami tetap berusaha mempertahankan kondisi bayi tersebut agar stabil sembari menunggu kalau saja ada rumah sakit yang mau menerima kedua bayi ini.
Hingga hampir jam 10 malam kondisi kedua bayi ini mulai memburuk lagi, tim perawat kami pun memohon kepada dokter anak yang merawat bayi ini untuk menghubungi rumah sakit lain yang mungkin saja ada sejawatnya yang bersedia membantu.Â
Tapi tetap saja salah satu rumah sakit yang telah ditelpon dokter itu menolak, hingga pada akhirnya keluarga pasien bilang bahwa kami bersedia memakai biaya sendiri dan tidak usah memakai jaminan dari BPJS.Â
"Berapa pun akan kami bayar mbak, yang penting bayi kami bisa dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya", begitulah akhirnya pernyataan yang dikeluarkan oleh ayah bayi tersebut dengan nada yang hampir putus asa.Â
Tim perawat akhirnya menghubungi kembali salah satu rumah sakit yang telah sempat menolak rujukan bayi ini, dengan mengatakan bahwa bayi ini akan dirujuk dengan biaya sendiri tanpa BPJS, dan akhirnya rumah sakit tersebut menyetujui untuk menerima rujukan dengan catatan atas biaya sendiri.Â
Sesampai di rumah sakit tersebut, ayah si bayi langsung menandatangani surat kesanggupan membayar biaya perawatan kedua bayi mungilnya di atas materai. Yahhh….upaya penyelamatan bayi ini tertuang di atas materai.