Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Joker dan Hari Kesehatan Mental Dunia

12 Oktober 2019   11:20 Diperbarui: 12 Oktober 2019   11:33 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: deviantart.com/jasmina

Peringatan hari kesehatan mental sedunia  yang jatuh pada tanggal 10 oktober 2019, hampir dibarengi dengan jadwal tayang perdana film "JOKER " pada tanggal 4 oktober 2019. Awalnya saya kurang tertarik dengan film ini, tapi begitu mendengar review dari seorang sahabat lama tentang film yg barusan ditontonnya ini, membuat saya menjadi penasaran.

Dalam film yang dibintangi jaqouin phoenix ini, digambarkan sosok yang mengalami kelainan jiwa karena tidak bisa mengendalikan keinginan tertawa , yang pada akhirnya membuatnya sering di bully oleh orang-orang disekitarnya. Konflik mulai dimunculkan oleh sang sutradara Phillips ketika seorang  teman dari JOKER (Arthur fleck) memberikan sebuah senjata ( Pistol ). 

Temannya memberikan senjata dengan maksud untuk melindungi diri, tapi ternyata justru membuat JOKER mulai menjadi tidak terkendali dengan melakukan pembunuhan dan tindakan kekerasan. 

Saat tampil dihadapan public, JOKER akan merias wajahnya dengan make up topeng yang "Smiling face ". Lebih tepatnya JOKER sedang menutupi kesedihannya dengan wajah yang penuh tawa. 

Hal ini sudah sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari dengan tampil ceria didepan banyak orang untuk berusaha menutupi berbagai kesedihan atau duka lara yang sedang kita alami. Manusia sering memakai seribu topeng untuk menjalani perannya sehari-hari.

Karakter JOKER yang sangat jahat inilah yang menjadi kontroversial, karena ditakutkan akan berpengaruh negative terhadap orang-orang  yang menontonnya. 

Memang setiap tindakan kejahatan tidak dapat kita tolerir sama sekali, akan tetapi ada sisi lain dari film ini yang dapat kita pahami, layaknya sang sutradara yang tertarik mengangkat cerita ini karena keingintahuan darimana orang seperti JOKER ini berasal.

Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, tanpa sadar dalam ucapan atau tingkah laku kita yang telah membuat perubahan besar dalam diri seseorang, akan menjadi lebih baik kalau hal tersebut ditanggapi positif tapi malah sebaliknya, jika ditanggapi dengan pikiran negative maka contohnya adalah JOKER. Manusia yang dibully secara terus-menerus pada akhirnya memendam dendam yang berkepanjangan.

Mungkin pernyataan ini ada benarnya " Orang jahat itu terlahir dari orang baik yang tersakiti ". Orang yang berperilaku jahat disebabkan trauma,pelecehan baik secara fisik maupun mental, dan berbagai ketidakadilan di masa lalu yang terjadi secara kontinyu hingga seseorang dewasa.

Dalam memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia pada tahun ini WHO menitikberatkan pada 3 hal :

1. Berawal di usia 14 tahun

Setengah dari kasus penyakit mental didunia dimulai usia 14 tahun. Usia dimana remaja sangat rentan untuk dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. 

Jika permasalahan mental ini tidak diketahui sedini mungkin maka, akan berpotensi untuk mengalami depresi, bunuh diri dan yang paling sering terjadi adalah pemakaian narkotika.

Orang tua, terutama keluarga sangat berperan dalam melindungi kesehatan mental anak-anak remaja. Bagaimana keluarga memperlakukan anak-anak dalam kehidupan keluarga  , maka seperti itu juga sikap anak-anak dalam kehidupan sosialnya dengan masyarakat.

2. Bangun ketahanan mental

Pendidikan ketahanan mental yang dilakukan sejak dini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kemampuan seseorang menghadapi berbagai masalah kehidupan yang begitu kompleks. 

Dengan ketahanan mental yang baik akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi seseorang bukan hanya dalam kehidupan sosialnya, akan tetapi pengembangan potensi yang dimiliki dalam dunia kerja hingga pencapaian tingkat ekonomi yang maksimal.

3. Cegah dengan pemahaman yang baik

Untuk melakukan pencegahan terjadinya penyakit mental terutama dikalangan remaja harus dimulai dengan tingkat kepedulian yang tinggi dan pemahaman yang baik mengenai gejala penyakit mental. 

Kepedulian ini dimulai dari lingkungan keluarga yang harus memahami tingkat emosional anggota keluarganya. Dengan begitu jika terjadi gangguan  mental akan cepat terdeteksi.

Dengan kata lain, untuk menciptakan kesehatan mental yang baik butuh juga dukungan dari keluarga dan juga lingkungan sosial disekitarnya. Jangan sampai tercipta Joker-joker dalam kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun