Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Puasa Ketika Hamil, Amankah?

20 April 2016   11:28 Diperbarui: 13 Juli 2016   15:08 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah saya sudah menjalankan puasa sunnah walaupun baru dua kali dan keduanya full sampai adzan maghrib berkumandang. Dalam menjalankan puasa, saya pun tidak memaksakan diri. Dengan niat sepenuh hati, namun jika saya tidak kuat maka saya akan membatalkan puasa saya tersebut.

Saya juga mengajak bicara si bayi, kalau hari ini saya akan berpuasa dan menguatkan si bayi agar kuat hingga waktunya berbuka puasa. Alhamdulillah, selama saya menjalankan puasa saya tidak merasa lapar dan lemas. Padahal di hari-hari yang lain, saya selalu merasa lapar meskipun belum masuk jam makan. Semoga puasa sunnahnya bisa dilanjutkan, Aamiin.

Dalam Islam, ibu hamil dan ibu menyusui diberi keringanan dalam menjalankan puasa yaitu boleh tidak puasa atau membatalkan puasa dan menggantinya dengan puasa di bulan-bulan lain baik disertai dengan fidyah maupun tidak. Tentu saja dengan alasan si ibu merasa tidak mampu menjalankannya, atau demi kesehatan dan keselamatan janin.

Dikutip dari bidanku.com ada beberapa kasus dimana si ibu tidak diperkenankan untuk menjalankan puasa yaitu, menderita kencing manis/diabetes, hipertensi, pendarahan, dehidrasi, gangguan pencernaan, dan gangguan lainnya yang dapat memperburuk kondisi ibu hamil.

Ada beberapa tips untuk ibu hamil yang merasa kondisi badannya fit dan mampu menjalankan puasa. Ketika sahur diperbanyak minum air putih, minum susu ibu hamil, makan buah-buahan, dan makanan yang bernutrisi. Ketika berbuka dianjurkan dengan yang manis (dengan batasan tentunya) untuk meningkatkan gula darah, tidak langsung makan berat (bertahap), dan tetap dengan makanan yang bernutrisi.

Komposisi makanan seimbang adalah 50% karbohidrat (nasi, gandum, singkong, dll), 30% protein (daging ayam, daging sapi, tahu, tempe, dll) dan 10-20% lemak (minyak, kacang-kacangan, dll) dan sayur-sayuran. Semoga bermanfaat...

-----

Update:

Setelah mencoba puasa selama bulan Ramadhan full, dengan niat penuh untuk menunaikan kewajiban, ada manfaat lain yang saya dapatkan ketika menjalani puasa wajib di kehamilan bulan ke 8. Ketika kondisi bayi sedang naik berat badannya secara pesat, justru bobot badan saya tidak naik sama sekali selama sebulan. Sempat ada kekhawatiran jika berat badan bayi juga tidak naik. Ternyata, berat badan bayi cenderung naik (dengan bobot normal sesuai dengan umur kehamilan) dan alhamdulillah dalam kondisi sehat. Yang terpenting adalah ibu tetap mengatur pola makan dengan makanan yang sehat dan tidak mengurangi asupan makanan seperti sebelum puasa. Jangan lupa selalu diminum vitaminnya dan juga susu kehamilannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun