Wirnata mengeluarkan segulungan kertas yang hampir hancur. Sedikit robek. Namun, tulisan getah daun di sebelah kanannya bisa dibaca dengan mata normal. Terlihat: "Aku akan pulang!" dengan nada Nirmala yang penuh girang saat itu di situasi genting bermain petak umpat dengan polisi.
Nek Wiranti memejamkan mata.
"Tak apa, tiuplah."
Wirnata melenyapkan api itu. Asap mengudara menandakan umur Nirmala genap tujuh belas tahun. Hari ini, adalah hari yang kami sebut hari ulang tahun di kampung. Dimana Nek Wiranti mengulang tahun-tahun yang sama seperti sebelumnya. Tahun-tahun tanpa sosok Nirmala. Sosok yang ia rindukan untuk lilin yang takkan pernah apinya padam ditiup. (*)
***
Gagah Pranaja Sirat, penulis muda yang telah beberapa kali memenangkan lomba menulis cerpen selama masa perdana SMA-nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H