Dulu cilok hanya dapat ditemui di Sekolah Dasar, lupa mulai kapan tiba-tiba cilok begitu menggila penjualannya, tukang cilok bagai jamur di musim hujan. Di facebook, instagram, wag pada jualan cilok dengan berbagai jenis, cilok kukus, cilok goreng, cilok bumbu kacang, cilok isi; sambal kacang, keju, jando, lemak.
Kehadiran kembali cilok madrasah di Festival Jajanan Bango 2018, lumayan menerbangkan kenangan saat SD, bentuknya bulat seperti baso,kalau digigit kenyal karena namanya juga cilok singkatan dari aci di colok, aci itu tepung kanji, di colok di tusuk. Â
Dengan bumbu kacang yang pas, bisa ditambah saos sambal atau tidak, saya memilih cilok hanya dilumuri sambal kacang, kita boleh memilih cilok kukus atau cilok goreng, boleh juga kombinasi keduanya. Saya memilih kombinasi, gigitan demi gigitan saya resapi rasanya, bentuknya lebih kecil dibanding cilok yang saya temukan saat SD, soal rasa cocok dengan mulut saya, baik yang kukus maupun goreng, Â terima kasih cilok madrasah mengobati rindu saya terhadap cilok.
Kambing Bakar Cairo Sambas
Potongan-potongan daging kambing berpindah tempat, tidak lupa sambal kecap, tidak sabar untuk merasakan sensasinya, potongan daging kambing yang empuk dan sambal kecap sensasional, mamih yang usianya hampir 70 tahun saja bisa bebas menikmatinya tanpa harus khawatir dengan giginya. Tidak salah yang mempromosikan makanan ini.
Sop buntut Cut Meutia
Sop Buntut Cut Meutia tidak hanya menawarkan sop buntut saja, tapi ada pilihan lain yaitu iga sapi, dengan jenis masakan sop buntut, sop buntut bakar, sop iga, sop iga bakar. Pilihan jatuh pada sop iga sapi bakar, dagingnya empuk, kuahnya segar, sensasi dari pembakaran iganya membuat saya harus berebut sama suami, sama-sama penyuka daging sapi yang dibakar jadi kita rebutan dengan cinta.
Sop sumsum kaki dan iga sapi kaledo