Mohon tunggu...
Nuke Patrianagara
Nuke Patrianagara Mohon Tunggu... Freelancer - cerah, ceria, cetar membahana

rasa optimis adalah kunci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kami Berkumpul Kembali di Cirebon

13 Oktober 2015   19:19 Diperbarui: 13 Oktober 2015   19:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangun pagi agak sedikit malas-malasan karena liburan akan segera berakhir, esoknya rutinitas sudah menunggu, tapi waktu harus dimanfaatkan seefektif mungkin. Petugas guest house kembali menghubungi untuk diantar sarapan, kali ini sarapan dengan menu nasi putih, bakwan jagung, ayam suwir, sop dan kerupuk, menu yang menggugah selera untuk pagi ini, setelah cek out kita menuju tempat berkumpul, kita putuskan untuk antar rombongan Surabaya ke stasiun dulu, rombongan Bandung sudah terlebih dahulu pulang tadi malam. Rombongan dengan jumlah 18 orang satu persatu kembali ke kotanya masing-masing.

Rombongan Surabaya akan bertolak dari Stasiun Cirebon, sarana transportasi kereta api semakin menjadi pilihan oleh banyak wisatawan, selain dengan kemudahan membeli tiket yang bisa dibeli secara online, apalagi dengan menggunakan Smartfren 4G LTE Advanced, untuk informasi lengkap bisa buka www.smartfren.com/4g. Dahulu kereta api terkenal dengan terlambat dan kotornya apalagi toiletnya, penumpang yang bertumpuk bahkan sampai ke atap gerbong, sekarang mengalami perubahan berarti, kereta yang bersih disetiap sudut, datang dan pergi tepat waktu, serta tiket harus sesuai nama di kartu identitas, tidak ada lagi penumpang berdiri.

[caption caption="di Stasiun Cirebon kami berpisah"]

[/caption]

Setelah mengantar rombongan Surabaya, lalu makan siang dengan tempat yang sama pada hari pertama yaitu Nasi Jamblang Mang Dul, untuk mengejar cumi hitam karena malam itu kehabisan dan siang itupun kami bernasib sama. Lalu perjalanan menuju pusat oleh-oleh Cirebon di pasar kanoman, mengejar tahu gejrot depan Toko Shinta, mangga gedong gincu dan JeNiPer. Tidak tahu mengapa sedikit kurang rejeki, tahu gejrot sudah habis, harus nunggu 1 jam untuk kembali hadir, walaupun kemarin saat dikondangan ada menu tahu gejrot tapi ini untuk oleh-oleh, JeNiPer alias sirup Jeruk Nipis Peras tidak ada dipusatnya, kata yang empunya toko, jeruk nipisnya susah karena musim kering, jeruk enggan berbuah, tapi disalahsatu toko masih ada JeNiPer siap minum, lumayanlah mengobati kangen. Mangga gedong gincu beli yang dipinggir jalan, di seorang ibu-ibu tua. Oleh-oleh sudah terkumpul walaupun hanya beberapa. Ke Jakarta kami akan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun