Selain terjadi pada tetangga, demam malu ngaku buruh pabrik juga terjadi pada teman sekolah saya. Dia kerja di pabrik sepatu juga, tapi beda lokasi dengan saya. Awalnya dia pasang status mulai bekerja di PT. XX yang saya ketahui pabrik sepatu. Saya tanya ke dia, "kamu kerja di pabrik sepatu?" Dia bilang bukan.
Tapi saya masih berpikir positif, mungkin perusahaan itu bidang usahanya banyak. Jadi saya tanya produksi apa, dia bilang ga produksi, hanya kantor.Â
Saya masih polos dan mikir, mungkin dia kerja kaya di head office yang lokasinya terpisah jauh dari area pabriknya, dan karena dia masih baru jadi ga ngerti kalau usaha utamanya bikin barang apa.
Setelah tanya lagi, akhirnya keluarlah pernyataan kalau dia jadi staf, tempat kerjanya masih satu lingkungan dengan pabrik, satu gerbang, tapi beda ruangan. Ya iyalah, di pabrik gue juga gitu, cincau. Mana ada duduk selang seling satu ngetik satunya jahit atau ngelem. Ya pasti kepisah lah. Setelah itu saya jadi males bahas tempat kerja sama dia.
Nah, pertanyaan yang kemudian muncul di pikiran saya adalah, sebenarnya apa sih susahnya bilang ke tetangga atau teman "saya kerja di pabrik sepatu" atau garmen, atau benang, atau rokok, makanan, obat, jamu, elektronik, atau bidang lain? Apa sih susahnya ngaku kalau "saya buruh pabrik"? Kalau ga terima dibilang buruh, ya bilang staf atau apalah istilahnya. Bebas.
Kenapa seolah-olah ada pemikiran kalau "kerja di pabrik = aib" sampai harus malu untuk mengaku?
Sebenarnya yang membuat kerja di pabrik itu terkesan kurang "presticious" muncul dari pekerjanya sendiri. Malu, ngga mau mengakui, bilangnya staf yang jabatannya tinggi padahal bukan, buat apa?Â
C'mon, kalau bukan kita yang bangga dengan pekerjaan kita sendiri siapa yang mau ngebanggain ye kan? Anak? Anak juga bangga sama kerjaan orang tuanya kalau orang tuanya bangga dulu sama pekerjaannya. Cerita dengan penuh bangga ke anak, "Nak, bapak tu kalau kerja begini." Kalau ga gitu, ya gimana anaknya mau bangga?
Sepanjang yang saya tahu, yang rela ngaku kerja di pabrik itu kalau pabriknya bergerak di bidang pengolahan migas, batubara, semen, otomotif beserta spare part-nya, dan produk hasil kelapa sawit. Yang lain seperti agak malu untuk mengakui. Apa karena merasa gajinya kecil terus malu?
Pernah dulu ada suatu kejadian, ketika adik saya masih SD. Ibu menunggu adik saya di sekolah, dan terjadilah obrolan antar ibu-ibu sesama penunggu anak. Saat ibu saya ditanya bapak saya kerja apa, ibu jawab lurus, PNS. Karena memang bapak saya PNS, saya sedang tidak membesar-besarkan, serius.