Mohon tunggu...
Nur Dini
Nur Dini Mohon Tunggu... Buruh - Find me on instagram or shopee @nvrdini

Omelan dan gerutuan yang terpendam, mari ungkapkan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kerja di Pabrik Sama dengan Aib?

10 Juni 2019   13:01 Diperbarui: 20 April 2021   13:05 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Gambar oleh Steve Buissinne/Pixabay

Untuk yang laki-laki, diizinkan, tapi ibunya akan menangis sepanjang jalan, ngga nafsu makan, dll. karena ngga tega.

Sementara ibu saya biasa saja, itu antara ibu saya memang kuat mental atau saya yang diusir halus. Hahaha

Ibu-ibu yang punya anak sesama perantau biasanya suka tanya kerja di mana, bidang apa, dll. Ibu selalu menjawab seperti apa yang saya jelaskan, saya kerja di pabrik sepatu. Hal itu untuk menghindari ekspektasi terlalu tinggi dari orang yang mendengar cerita. Dan agar mereka tidak berspekulasi tentang pendapatan saya.

Rupanya hal itu ternyata sejalan dengan pemikiran ibu, jadi ibu dengan jelas dan tegas menjawab pabrik sepatu tiap kali pertanyaan itu dilontarkan. Masalahnya, tetangga saya tidak sesederhana itu pikirannya.

Saat ditanya balik anaknya kerja di mana, dia menjawab di perusahaan Korea. Eh, halo, halo, kalau perusahaan Korea itu dimaksudkan pada perusahaan yang pemiliknya adalah WN Korea, pabrik tempat saya kerja juga punya orang Korsel.

Masalah timbul ketika orang mendengar kalimat "Kerja di perusahaan Korea". Orang-orang yang saya tahu biasanya akan berpikir kalau:

  1. 1. Ini orang pasti pintar banget sampai bisa kerja di sana,
  2. Dia pasti pintar bahasa Inggris cas cis cus dan pintar bahasa Korea,
  3. Dia pasti bisa Hangeul,
  4. Gajinya besar,
  5. Dibayar pakai USD,
  6. Tabungannya banyak,
  7. Pasti di sana sudah punya apartemen atau beli rumah sendiri,
  8. Bentar lagi bapaknya dibeliin mobil,
  9. Habis ini ibunya dibayarin umrah,
  10. Kalau duit banyak, boleh dong gue pinjam?

(Ini hanyalah 10 prediksi pemikiran dari kebiasaan isi obrolan yang saya dengar dari ibu-ibu di kampung saya, bukan secara general seluruh Indonesia seperti ini).

Kenyataan kadang masih jauh dari pemikiran orang. Niat hati ingin kelihatan ngetop, tapi malah harus kelelahan bersikap seolah ngetop sepanjang hayat demi memenuhi ekspektasi tetangga.

Sampai saat ini, saya memang tidak tahu tetangga saya itu kerja di perusahaan apa, yang saya tahu hanya sebatas pemiliknya WN Korsel. Tapi, ayolah, kalau masih sama-sama di pabrik, gajinya pasti tak jauh dari angka UMK, sederhanakanlah kata-katamu.

Dari sisi nominal memang bisa beda antara satu daerah dengan daerah lain, tapi kalau nominal gaji itu dibandingkan relatif terhadap UMK setempat angkanya ngga akan jauh dari 100-110% (hanya gaji pokok untuk operator atau staff. Spv ke atas tergantung kebijakan masing-masing perusahaan).

Baca Juga: Perselisihan Buruh dan Pengusaha Contoh Sibling Rivalry Saat Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun