Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder pemerintah, TNI akan berjuang terus.
Meski tubuh beliau bertambah ringkih akibat sakit TB kronis. Beliau tak begitu menghiraukanya. Meski tanpa dukungan pemerintah, beliau tetap berkeyakinan. Bahwa jika tentara eksis, pemerintah pun eksis. Hal inilah yang membuat Belanda kalang-kabut. Mati kutu. Perang gerilya yang beliau kobarkan, mendapat perhatian di luar negeri.Â
Sayang, Allah Ta'ala lebih mencintai beliau. Saat negeri ini sudah lepas dari pergolakan Agresi II. Beliau wafat. Meninggalkan nilai-nilai perjuangan bela negara yang tak akan lekang oleh waktu.
Sepantasnyalah generasi muda Indonesia mengenal lebih dekat sosok beliau. Yang mengabdikan jiwa dan raganya untuk eksistensi negeri ini. Bukan untuk eksistensi partai atau golongannya saja.
Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula. Mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.
Lahumul fatihah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H