Minum teh. Menjadi salah satu minuman wajib. Saat keluarga kami menjalankan ibadah puasa sunnah. Pun saat puasa di bulan Ramadan. Apalagi puasa wajib ini memiliki durasi yang panjang. 29 atau 30 hari kita berpuasa tanpa jedah hari.
Sedikit berbeda saat kita melaksanakan puasa sunnah. Senin Kamis, ayyamul bit, atau puasa Daud. Ada hari-hari jedah. Untuk memberi tubuh asupan nutrisi secara normal. Bisa makan dan minum sewaktu-waktu. Sepanjang hari.
Puasa Ramadan mewajibkan kita untuk menahan lapar dan dahaga. Dalam kurun waktu yang cukup panjang. 12 sd. 18-an jam. Sesuai di belahan bumi mana kita berada. Kita di Indonesia cukup beruntung. Sebab paling lama hanya 13-an jam saja.
Begitu pentingnya minum teh. Sampai-sampai masyarakat Jepang menempatkan upacara minum teh. Sebagai upacara adat yang mempunyai nilai ritual tinggi. Sado, chado, atau jalan teh. Sementara di Cina. Minum teh dapat diyakini sebagai salah satu jalan pengobatan. Berapa banyak penyakit yang dapat 'disembuhkan' dengan cara minum teh.
Ternyata tak salah bila teh dianggap sebagai minuman berkhasiat. Apalagi berbagai penelitian ilmiah telah memberi bukti. Ada yang memberi 5, 10, 17, hingga 25 macam manfaat minum teh bagi kesehatan. 5 khasiat penting ngeteh bagi mereka yang berpuasa diantara adalah:
- Â Teh memiliki sedikit kafein dibandingkan kopi. Untuk teh herbal tidak memiliki kandungan kafein. Sementara teh biasa. Memiliki kurang dari 50% kandungan kafein. Sebagaimana yang disampaikan Leslie Bonci. Salah seorang ahli gizi dan pemilik Active Eating Advice.
- Teh bisa mengurangi resiko serangan jantung dan stroke. Anda bisa bandingkan dengan resiko kebiasaan ngopi.
- Teh bisa meningkatkan sistem imunitas. Hal ini sangat baik. Kebiasaan makan dan minum bebas di hari biasa. Tidak lagi bisa dilakukan saat Anda berpuasa. Hal ini menyebabkan nutrisi yang terserap tubuh menjadi berkurang. Akibatnya tentu stamina Anda tak akan 'sekuat' di hari-hari biasa. Meski hal ini tak sepenuhnya benar.
- Teh herbal dapat memperlancar sistem pencernaan. Teh ini sangat baik. Terutama mereka yang mengalami sindrom iritasi pada usus besar. Â Teh hijau bersifat antipasmodic. Sehingga teh ini bisa meringankan gejala mual.
- Teh murni bersifat bebas kalori. Sehingga minuman ini menjadi alternatif minuman terbaik. Selain mengkonsumsi air putih. Disajikan secara panas atau dingin menjadi pilihan kita.
Sajikan dengan Panas/Hangat
Penyajian panas atau hangat ternyata berpengaruh lho. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan dan Gizi Nasional AS. Hasil survey yang telah dipublikasikan dalam British Journal of Ophthalmology. Melibatkan 10 ribu orang untuk dites.
Hasilnya sungguh luar biasa. Bagi mereka yang rajin minum minimal segelas teh hangat. Ternyata cenderung lebih baik dalam mencegah datangnya glaukoma. Glaukoma adalah gangguan kesehatan mata. Disebabkan rusaknya saraf optik karena tekanan pada mata yang berlebihan.
Kebiasaan minum teh panas/hangat tersebut memiliki hasil yang berbeda. Dibandingkan mereka yang mengkonsumsi minuman mengandung kafein. Semisal kopi, minuman ringan, maupun es teh. Ngeteh panas atau hangat tetaplah memberi hasil yang terbaik.
Perlu diingat. Ngeteh pun ada 'aturan mainnya'. Penggunaan gula juga ikut mempengaruhi manfaat atau khasiatnya. Bagi Anda yang memiliki penyakit tertentu. Penggunaan gula konvensional justeru harus dijauhi. Mereka yang memiliki penyakit dibetes contohnya.Â
Untuk berbuka puasa (ifthar). Minum air putih dan beberapa biji kurma sangat dianjurkan. Mengkonsumsi yang ringan dahulu. Agar pencernaan kita tidak kaget. Setelah setengah hari tidak menerima asupan makanan dan minuman.
Barulah setelah makan besar, minum teh panas/hangat sebagai pendamping. Agar pencernaan kita lebih fresh. Demikian juga saat makan sahur. Kita tutup dengan minum teh panas/hangat. Sebab minyak yang 'nyangkut' di tenggorokan. Akan digelontor dengan minuman panas tersebut.
Nah, cukup praktis bukan? Menjaga kondisi prima di awal puasa Ramadan. Selain tidur yang cukup (tidak berlebihan). Makan yang wajar. Minum teh panas/hangat bisa menjadi salah satu solusinya. Bukannya malah ngopi. Ngopi. Ngopi. Hehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H