Sebagaimana yang saya alami. Terkadang tuntutan pekerjaan. Kita jadikan alasan untuk menunda salat. Ini belum selesai. Itu harus segera dikerjakan. Hingga terkadang, waktu salat pun lewat begitu saja. Astaghfirullah...
Padahal Khalifah Umar, ketika ketinggalan salat jamaah. Kebun kurmanya disumbangkan untuk fakir miskin. Lalu apa yang bisa kita tebus untuk menggantikan kekhilafan kita itu? Tentu berat bukan? Menebus ketinggalan kita akan salat jamaah. Dengan harta terbaik kita.
Mumpung Ramadan. Ayo kita lebih semangat! Mencharge kadar keimanan kita lagi. Sedikit meninggalkan 'kenikmatan dunia'. Yang telah kita usahakan susah-payah. Selama 11 bulan berselang. Membuat track lurus kembali. Sebagai lelaki pecinta masjid. Sebab usia tak selalu berdamai dengan kita.
Sembari sesekali. Meringankan hati dengan kajian-kajian Islam. Menerangkan hidup dengan ilmu agama. Sebab ilmu itulah yang akan membimbing kita. Menuju jalan yang diridhaiNya. Bukan jalan yang kita sendiri tak tahu. Akan ke mana diri kita dibawa.
Jadikan Ramadan kali ini adalah bulan Ramadan terakhir kita! Sehingga tak ada kata lengah. Untuk sekalipun tinggalkan salat lima waktu berjamaah. Atau penyesalan akan menunggu kita. Karena kita telah melalaikannya. Kitapun telah terlambat menyadarinya. Tsumma na'uzubillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H