Setelah sampai di persimpangan jalan itu aku menoleh ke belakang untuk memastikan siapakah yang mengikuti sedari tadi.. Namun hasilnya nihil tidak aku temukan seorangpun.
    Setelah malam itu hari-hari yang aku jalani semakin membuatku tidak nyaman dan selalu menaruh curiga pada orang lain.
   Saat aku berpapasan dengan tetangga yang sangat tertutup seperti yang aku sebutkan sebelumnya, dia memberikan bunga kepadaku. Aku yang tidak mengerti maksudnya apa lalu menanyakan kepada laki-laki itu.
   "Mas,ini maksudnya apa ya ngasih saya bunga?" Tanyaku sambil membalikkan bunganya.
    Namun, orang itu hanya langsung pergi tanpa berkata sepatah kata pun.
    Seminggu kemudian, setiap hari ada saja hadiah atau apa aku harus menyebutnya yang tergantung di gagang pintu. Terkadang hadiah itu bisa makanan favorit aku yang entah kenapa dia mengetahuinya atau bisa juga makeup yang selama ini menjadi incaran aku.
    Saat aku belanja di minimarket bawah apartemen aku kelupaan membawa dompet  dan aku sudah ada di depan kasir bingunglah aku harus bagaimana membayarnya. Lalu datanglah tetanggaku itu masuk ke minimarket dan setelah memilih makanan yang dia ingin beli lalu ia tiba-tiba membayarkan belanjaan aku juga. Setelah membayarnya dia seperti biasa langsung pergi tanpa bilang apapun.
     Tidak jarang ketika aku pulang malam,aku merasa ada seseorang yang membuntuti aku. Tetapi, lagi-lagi ketika aku membalikkan tubuh tidak aku temukan satu orangpun.
    Puncak dari masalah ini yaitu ketika kakakku pergi ke luar negeri untuk mengisi sebuah acara dan aku baru saja pulang dari karya wisata diluar kota. Itu berarti untuk beberapa hari aku hanya tinggal seorang diri di apartemen ini, setelah beberapa ini aku sering diteror aku merasa tidak tenang tinggal sendiri seperti ini.
    Ketika aku baru saja sampai di depan kamar apartemen,aku melihat bahwa pintunya sudah setengah terbuka padahal kakakku masih berada di luar negeri. Aku semakin takut karena hanya seorang diri dan aku takut jika bilang ke kakak dia semakin merasa cemas meninggalkan aku sendirian, jadi aku memutuskan tetap masuk kedalam dan untungnya barang-barang masih utuh dan tidak ada tanda-tanda yang aneh.
    Pada keesokan paginya aku merasa seperti ada yang memasuki kamar aku. Disitu aku mencoba berpikir positif bahwa mungkin saja aku hanya berprasangka buruk saja. Saat aku memasuki kamar mandi aku lebih terheran karena ubinnya sudah basah padahal aku belum ke kamar mandi pagi ini.