Delusiku menghilang. Sehingga aku bisa merasakannya betul, tembok-tembok itu berjatuhan tiada ujungnya dan debu-debu bergelimangan mengotori pandanganku.Â
Aku berjongkok. Memejamkan mata. Menutup telinga. Aku bersiul. Cukup lama. Lama. Lama dan aku mendengar ibu mengetuk pintu setelah ayah membanting pintu di lantai bawah.
"Nak, ada sesuatu yang ingin ibu bicarakan," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!