Mohon tunggu...
Ilmiawan
Ilmiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Merayakan Ulang Tahun Freddie Mercury dengan Mendengarkan Queen

5 September 2021   17:21 Diperbarui: 5 September 2021   18:16 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freddie Mercury. Sumber: instagram.com/in_7_off_keerthi (fan page)

Freddie Mercury belum mati. Jiwanya masih melekat di antara para pendengarnya. Dan hari ini, Freddie Mercury 'genap' berusia 75 tahun, angka yang sangat cantik. Untuk merayakannya, saya dengan senang hati memaparkan lima lagu Queen (ciptaan Freddie) yang paling saya gemari.

Lagu-lagu ini akan saya tulis tak berurutan, dan tak hanya dinilai dari popularitas, juga dari komposisi musik dan lirik. Sebelum itu, saya akan memberikan sedikit informasi tentang Queen aka band opera berkedok cadas. 

Queen terbentuk di London tahun 1970 dengan formasi, Freddie Mercury (lead vokal), Brian May (guitar/vokal), Roger Taylor (drum/vokal), dan John Deacon (bass). Karya-karya pertama mereka dipengaruhi oleh rock progresif, hard rock, dan heavy metal.

Sebelum Queen menjadi Queen, Brian May dan Roger Taylor memiliki sebuah band bernama Smile. Karena Freddie Mercury adalah penggemar band itu, ia pun memberanikan diri untuk bergabung dan menyarankan band berganti nama menjadi Queen. Menyusul perekrutan John Deacon di Februari 1971. 

Musik-musik Queen dipengaruhi oleh band rock Inggris tahun 60-an dan awal 70-an, seperti The Beatles, The Kinks, Cream, Led Zeppelin, Pink Floyd, The Who, Black Sabbath, Slade, Deep Purple, David Bowie, dipercantik oleh suara Freddie yang terinspirasi oleh penyanyi rock and roll Little Richard, Elvis Presley, dan penyanyi gospel Aretha Franklin.

Queen dikenal karena pertunjukan stadion mereka, yang meliputi pementasan, pencahayaan, dan pakaian yang heboh. Secara musik, mereka dikenal oleh kemampuan yang hebat, terutama jangkauan vokal falsetto Freddie Mercury dan solo gitar Brian May yang ekstensif. 

Juga Queen banyak bereksplorasi dengan musiknya, hingga menghasilkan musik dengan variasi genre sepanjang karir mereka. Contohnya seperti "Another Bites the Dust" yang funky, "Radio Ga-Ga" (synth pop), "We Will Rock You" (arena rock), bahkan ada classical music di "Barcelona".

Bila ada yang mengatakan, Queen adalah band yang overrated, dia belum tahu apa yang telah Queen lakukan dengan musiknya.

Dengan cukup membingungkan dan upaya seperti perang tentang kepala dan hati, sejatinya lima adalah angka yang sulit menentukan pilihan atas sebuah band yang melekat dari lama, yang mana mungkin juga dipengaruhi oleh perasaan saya sekarang ketika sedang menulisnya. Dan akhirnya saya sudah menetapkan lima lagu Queen (yang ditulis oleh Freddie) favorit, berikut adalah lagu-lagunya:
 
1. Bohemian Rhapsody


Pada tahun 2002, lagu "Bohemian Rhapsody" Queen terpilih sebagai "the UK's favourite hit of all time" dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Guinness World Records British Hit Singles Book. 

Pada tahun 2004, lagu itu juga dilantik ke dalam Grammy Hall of Fame. Sejarawan rock, Paul Fowles, menyatakan bahwa lagu tersebut "secara luas dikreditkan sebagai single hit global pertama yang video pengiringnya menjadi pusat strategi pemasaran". Dipuji sebagai pembuka jalan bagi Generasi MTV. 

Pada bulan Desember 2018, "Bohemian Rhapsody" menjadi lagu yang paling banyak diputar dari abad ke-20, dan lagu rock klasik yang paling banyak diputar sepanjang masa. Tentu saja tak terlepas dari promosi film kisah hidup Freddie Mercury dengan judul serupa lagu itu.fre

Tak bisa dipungkiri, andaikata lagu itu tak pernah terpilih pun, sudah pasti tetap akan menjadi sebuah mahakarya. Lagu terbaik kedua sepanjang masa (menurut saya) setelah "Stairway To Heaven" oleh Led Zeppelin.

Saya pertama kali mendengar Bohemian waktu SD, bapak saya adalah penggemar Queen. Dan telinga saya sempat mengatakan bahwa, lagu ini aneh sekali. Namun di kelas enam SD, saya menyadari, lagu paling menyayat hati yang pernah saya dengar. Berulang kali saya berupaya menikmati musik ini di kamar dengan menghayati dan berharap untuk tidak menitikkan air mata, namun tak bisa. 

Semua tentang lagu ini tercipta dengan sempurna, dan mungkin lagu eksperimental terbaik yang pernah ada. Pasalnya, sesuatu yang tak bisa dibayangkan, sebuah lagu dengan empat bagian berbeda (balada piano, acapella, opera, dan hard rock) dipadukan menjadi satu adalah hal yang artistik.

Intro yang disambut dengan acapella. Kemudian balada yang lembut, lalu opera yang heboh, lantas dikejutkan oleh gaungan hard rock yang asyik dan bersemangat. Terlebih solo gitar Brian May sangat menyentuh hati, menjadi sebuah transisi paling sempurna untuk kepasrahan Freddie Mercury yang kan kembali kepada balada piano yang menenangkan jiwa. 

Sebenarnya ada lagu yang menurut saya mampu menyaingi emosionalnya lagu ini, "House of the Rising" oleh The Animals. Namun sayang, dari segi struktur kalah telak dibandingkan "Bohemian Rhapsody".

"Bohemian Rhapsody" sejatinya bukan lagu pertama mereka yang memiliki beberapa segmen, sebelumnya juga pernah muncul, seperti dalam album pertama mereka, "Doing All Right", yang semula balada mellow piano, kemudian terdengar ada beberapa kali melakukan transisi yang unik.

Penulis biografi Freddie Mercury, Lesley-Ann Jones mengungkapkan bahwa, "Bohemian Rhapsody" Queen mengandung pesan tersembunyi berupa pengakuan Freddie sebagai homosexual. Penulis lirik Sir Tim Rice, berteman dekat dengan Freddie, menyetujui hal itu.

Saya sependapat dengan mereka, namun lebih tepatnya, lagu ini tentang kebimbangan (menjadi homosexual) yang dirasakan oleh Freddie. Tapi tak ada hubungannya dengan AIDS yang diidap oleh Freddie. Freddie mungkin tidak benar-benar tahu apa itu AIDS. 

Lagu ini ditulis pada tahun 1975, dan AIDS mungkin sudah ada dari lama, tapi kata penyakit itu belum diketahui oleh siapapun  sampai pada tahun 1981, di mana AIDS untuk pertama kalinya diperkenalkan dalam dunia medis. 

Sehingga saya yakin, yang Freddie pikirkan saat itu bukanlah penyakit apa yang sedang mengidapnya, melainkan kebimbangan antara menjadi seorang homosex atau ia yang merasa lemah sepanjang waktu karena AIDS, membuatnya rendah gairah, dan seperti orang yang akan mati dalam beberapa hari kedepan.

Di lagu itu, ada penggalan si narator (entah kenapa) membunuh orang, dan perasaan bahagia (bergairah) muncul dari dalam dirinya. Ini persis seperti cerita dalam novelnya Albert Camus, "The Stranger". Buku itu adalah novel eksistensialis (tiap orang harus menciptakan makna di alam semesta). 

Hal ini berkaitan pada baris: nothing really matters to me (dia tak bergairah), dan di bagian pertama novel, karakter utama, Meursault, juga tidak sepenuhnya sadar akan kehidupan di sekitarnya. Dia bahkan tidak menangis di pemakaman ibunya, yang mana itu hal yang absurd. Kehidupannya benar-benar bagai sebuah garis lurus, tak ada sedih, bahagia. 

Sampai suatu ketika, Mersault membunuh seorang pria. Dan itu membuatnya benar-benar merasa hidup, dan dia dipenjara karena itu. Sama halnya dengan penggalan: mama, just killed a man. Put a gun against his head. Pulled my trigger now he's dead. Mama, life had just begun (ini bagian yang saya maksud).

Bagian opera dalam lagu ini seperti mengarah kepada novel itu juga, yang mencakup masa di mana Mersault telah penjara dan di pengadilan. Ada perdebatan hebat di sana, pada bagian sebelum mama mia let me go. Dan di akhir novel, Mersault dijatuhi hukuman mati. 

Dan lagi, dia kembali ke cara berpikirnya yang lama. He got nothing to lose, dan nothing's matter, sama juga dengan bagian penutup "Bohemian Rhapsody".

2. The Millionaire Waltz


Lagu ini adalah kumpulan kekonyolan yang luar biasa, dan jika kamu tidak dapat bersenang-senang mendengarkannya, maka saya khawatir ada sesuatu yang salah. Lagu ini didekasikan kepada manajer mereka, John Reid. 

Pada dasarnya, "Bohemian Rhapsody" yang dikemas lebih joyful, rumit, dan sangat memainkan emosional pendengarnya. Sesekali memaparkan kebahagiaan, namun dengan keajaiban virtuoso-nya Queen, sontak suasana berubah gloomy. 

Sejatinya lagu ini seperti sebuah kotak coklat, tak ada yang tahu apa yang bakal muncul selanjutnya. Lalu entah dari mana, rock datang menggebrak balada yang mellow dan tak lama sesudahnya ledakan rock meninggalkan telinga hanya dengan piano dan gitar Brian May yang binatang sekali di sini.

Saya sangat menikmati permainan bass Deacon di bagian pembuka, mencocokkan piano Freddie dengan sempurna. Suara bassnya tidak berdiri di latar di lagu ini, melainkan bagai ujung buldozzer, tepat di depan, Deacon berhasil membuat waltz yang ketinggalan zaman menjadi sesuatu lebih segar. 

Hal inilah yang tampaknya memberi mereka ruang untuk gebrakan nada yang terkesan spontan tapi indah. Kebanyakan Queen sering melakukan itu, "Doing All Right" juga seperti itu, tapi tidak ada yang semulus yang mereka lakukan dalam "The Millionaire Waltz".

3. My Melancholy Blues


Lagu kombinasi, rock balada dan blues ini muncul dalam album 1977 "News of the World" adalah lagu yang tampaknya ia tulis tentang dirinya sendiri. Tentang ketenaran Freddie dan fakta bahwa meskipun dia tampak bahagia, tapi ketenaran itu tidak mampu memuaskannya. 

Dan saya merasa ini masih ada hubungannya dengan perasaan Freddie ketika menulis "Bohemian Rhapsody" di mana dia juga masih bingung tentang apa yang terjadi pada dirinya kala itu.

Secara personal, ini lagu Queen favorit saya. Ada ikatan emosional yang kuat antara saya dengan lagu ini, selain menjadi teman kala patah hati dari waktu yang lama, tapi juga ketika saya ingin menikmati musik jazz di tengah malam. Sebenarnya "Love of My Life" lebih kena bila didengarkan saat patah hati, tapi terlalu cengeng bila dibandingkan "My Melancholy Blues".

 "My Melancholy Blues" dalam pandangan saya menceritakan tentang seseorang yang ditinggalkan: another party's over, and I'm left cold sober, my baby left me for somebody new. Meskipun Queen sendiri belum mengomentari arti sebenarnya dari lagu tersebut, tetapi saya rasa mereka tak perlu mengatakannya.

Lagu ini seperti kepingan jazz lembut yang tidak memiliki gitar dan vokal latar, membuat rekaman terdengar seperti pertunjukan langsung. Piano, vokal, dan bass paling menonjol di trek. Komposisi Freddie yang sangat bagus membuat saya seperti berada pada sebuah bar setelah pesta usai, ada Freddie di panggung kecil, di belakang piano yang ditinggalkan, sedangkan semua kursi sudah di atas meja. 

Saya duduk di depan bartender yang sedang membersihkan gelas-gelas, menyaksikan dia bernyanyi dan memainkan pianonya di bawah spotlight yang sedikit redup. Sebegitu hiudpnya lagu ini di kepala saya.

4. Killer Queen



"Killer Queen" adalah lagu kedua dari album Queen tahun 1974 "Sheer Heart Attack". Dua album pertama Queen dipengaruhi oleh musik heavy metal dan rock progresif sedangkan "Killer Queen" adalah warna baru dari Queen. Lagu yang santai, ringan, tidak ada bagian yang mengejutkan, namun keseluruhannya terdengar elegan. Ada dipengaruhi oleh kabaret dengan nuansa ayunan khas kabaret yang membuat telinga mendayu-dayu.

Kamu akan merasakan ada efek musik yang berbeda yang digunakan di trek ini. Teknologi yang disebut multi-tracking dan sangat efektif digunakan dalam lagu. Beberapa efek yang digunakan dalam lagu ini adalah flanger (pitch bends), panning (suara yang bergerak dari telinga kiri ke kanan), portamento/glissando (geser dari satu nada ke nada lainnya), distorsi (memberikan efek distorsi suara). Permainan gitar Brian May di "Killer Queen" sangat dipengaruhi oleh melodi dari Freddie, dan sesekali ada bending dan sliding yang ajib sekali.

Dalam segi lirik, "Killer Queen" sangat mulus. Ada argumen bahwa "Killer Queen" merujuk pada transgender. Menurut Genius, lagu ini memiliki struktur lirik yang tidak biasa. Struktur lagu berubah-ubah dari 4 bar menjadi 5 bar dan bahkan meloncat menjadi 2 bar dengan tempo bervariasi dari 12/8 hingga 6/8, dan sebaliknya.  "Killer Queen" dimainkan pada kunci utama Eb-yang bukan nada populer dalam musik Rock.  

Saya tak paham betul dari segi teori musik, tapi soal feel, lagi-lagi Queen benar-benar berhasil memainkan feel para pendengarnya di lagu ini. Lagu ini unik bila pertama kali mendengarnya, saya yakin kamu tidak akan bisa menebak nada apa yang kan muncul selanjutnya, tak seperti Oasis. 

Dan "Killer Queen" yang pertama kali membuat saya sadar bahwa, peran bass dalam musik itu sangat penting. Terkhususnya kepada Brian May, menurut saya permainan gitarnya di sini adalah yang paling asik.

5. Somebody to Love


Lagu ini memiliki kemiripan dengan "Bohemian Rhapsody". Bila "Bohemian Rhapsody" adalah opera bergaya paduan suara Inggris, maka "Somebody to Love" adalah paduan suara bergaya gospel.

Ditulis oleh Mercury dengan pianonya, "Somebody to Love" adalah bentuk pencarian jiwa yang mempertanyakan peran Tuhan dalam kehidupan tanpa cinta. Melalui teknik multitrack, Queen mampu menciptakan suara penuh perasaan dengan menghadirkan 100 suara gospel hanya dari tiga orang: Mercury, Brian May, dan Roger Taylor. John Deacon tidak menyanyikan vokal latar di album rekaman.

Menurut Brian May, suara gospel terinspirasi dari musik Aretha Franklin. Ketertarikan dan kekaguman Mercury terhadap Aretha Franklin menjadi pengaruh besar terciptanya lagu ini. Freddie Mercury menulis ini. Liriknya mencerminkan seorang pria yang memanggil Tuhan, bertanya mengapa dia sudah berusaha sangat keras, tetapi tidak juga dapat menemukan cinta. 

Di akhir lagu, dia menemukan harapan dan memutuskan untuk tidak menerima kekalahan. Hal ini diperkuat dengan penggambaran yang  Tetap setia pada gaya yang digerakkan oleh gitar Queen, itu juga diisi dengan harmoni yang rumit dan solo gitar yang terkenal pada bulan Mei, dan menempati posisi #2 di UK Singles Chart dan #13 di Billboard Hot 100 di AS.

Tak ada yang spesial dari "Somebody to Love", mungkin karena tidak semengejutkan "The Millionaire Waltz" atau "Bohemian Rhapsody". Mungkin juga karena mereka sering memadukan elemen opera dalam lagu-lagunya, membuat "Somebody to Love" menjadi sesuatu yang biasa didengar dari Queen. 

Sejatinya lagu favorit adalah lagu yang tak bosan-bosan didengarkan, mungkin untuk beberapa saat akan bosan mendengarnya, namun percayalah akan datang masa di mana tiba-tiba lagu itu mendengung di telinga dan kembali didengarkan untuk waktu yang lama. Dan itu yang membuat "Somebody To Love" menjadi salah satu Queen favorit saya.

Kesimpulan:
Sebenarnya tak ada yang perlu untuk disimpulkan, selain hanya, Queen, band berkarakter yang sukses membawa warna opera, gospel, dan nuansa jazz, blues ke dalam gebrakan rock 'n roll yang muda. Bila mendengarkan Queen, jangan hanya "Bohemian Rhapsody", ada beberapa lagu yang membuat saya merasa ada yang lebih Queen ketimbang "Bohemian Rhapsody", lagu "Innuendo" contohnya. 

Atau bila kamu senang dengan lagu-lagu cepat yang bersemangat, dengarkan "Don't Stop Me Now", lagu yang terdengar seperti sebuah roket yang merobek atmosfer. Bila ingin punya kenangan rockibilly rock yang akrab dengan jaket kulit, pomade, sepatu boot kulit, dan seks, "Crazy Little Thing Called Love" akan mampu membuat sebelah kakimu menghentak-hentakkan aspal di jalanan suburban selepas turun dari Harley.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun