Tammy Wynette, seorang musisi yang sudah melakukan 26 kali operasi selama hidupnya. Operasi ini berasal dari histerektomi yang dia terima setelah melahirkan putrinya.Â
Karena komplikasi dari operasinya, Wynette menjadi seorang pecandu obat penghilang rasa sakit. Penderitaan perempuan tak kalah berat dengan laki-laki, mungkin seperti itu yang ingin disampaikan Lana.
Contoh lain dapat dilihat pada lagu "Dance Till We Die", ada dua penggalan lirik Lana yang sepertinya merujuk kepada 2 musisi wanita. "covering Joni and dancing with Joan" yang merujuk ke Joni Mitchell dan Joan Baez (perempuan) dan pada penggalan: Stevie's callin' on the telephone, merujuk ke Stevie Nicks. Terakhir ada pula penggalan: Cory almost burned down my home, saya masih belum tahu Cory merujuk ke siapa.
Juga pada sampul album menampilkan Lana dikelilingi oleh sekelompok teman wanita dan saudara perempuannya. Semuanya terlihat glamor dan, jelas, dengan beragam ras warna kulit. Album ini membuktikan Lana Del Rey lebih dari sekedar musisi.
Keseluruhan album disajikan dengan baik, lirik ditulis dengan baik, dan album ini menjadi album kedua Lana favorit saya setelah "Ultraviolence". Lana sepertinya mengalami hal yang sama seperti Alex Turner rasakan dalam pembuatan album "Tranquillity Base Hotel & Casino".Â
Sekarang Lana adalah perempuan yang jauh lebih dewasa dari gadis lugu dalam album "Born To Die": don't make me sad, don't make me cry. Sometimes love is not enough and the road gets tough, I don't know why.
Dan sekarang saya yakin Lana bisa menjawab pertanyaan sendirinya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H