Bila di "Ultraviolence" Lana bereksperimental dengan gitar yang semakin memperkaya sisi psikedeliknya, di album ini adalah kebalikan dari itu. Lana bermain dengan suara-suara piano dan menghasilkan musik-musik folk yang lembut dan diramaikan oleh berbagai instrumen lain.Â
Saya merasa di sini, Lana mencoba menciptakan lagu-lagu yang optimis dan lebih joyful. Terkhususnya lagu "Dance Till We Die", lagu dengan musik yang indah dan lirik bagus tercipta sempurna untuk dijadikan soundtrack sebuah film roman dengan ending kehancuran.Â
Begitupun"For Free", kolaborasi Lana dengan dua musisi, Zella Day & Weyes Blood, yang sarat akan pengharapan. "For Free" sejatinya lagu Joni Mitchell yang di-cover brilian oleh mereka bertiga karena urutan yang mereka tempatkan, pertama Zella berbisik dengan tenang, hingga perlahan dibuka seperti matahari terbit oleh Lana dan ditutup oleh suara Natalie (Weyes Blood) yang berat bagaikan matahari terbenam.
Lagu favorit saya di album ini adalah, lagu yang menjadi judul dari album ini. Dengan alasan lagu ini memiliki nada yang catchy, meskipun terdengar simple baru saja musik dibuka saya langsung suka.Â
Suaranya di sini menjadi salah satu suara Lana yang paling bagus yang pernah saya dengar. Dengarkan sampai habis, dan ya saya cukup yakin bagian akhir-akhir bisa membuat banyak orang merinding.
Albumnya yang kreatif dan terasa tercipta tanpa tekanan, "Chemtrails over the Country Club" langsung terasa abadi bagi para pendengarnya. Â Di pertengahan album mungkin adalah bagian terhebat. Kesederhanaan musik folk yang tidak merepotkan terdengar nikmat oleh suara Lana.
Saya merasa lagu-lagu di album ini yang penuh dengan kerentanan, namun juga garang dan cantik.Â
Lagu-lagu cinta terus mendominasi musik-musik Lana, tapi saya suka dengan pandangan yang saya dapatkan setelah mendengarkan lagu-lagunya. Â Tetapi keseluruhan Chemtrails, Lana seperti berulang kali menyorakkan solidaritas sesama musisi wanita.Â
Contoh paling sederhana dengan menghadirkan Weyes Blood dan Zella, juga Nikki Lane pada lagu "Breaking Up Slowly", yang mana saya merasa ada paralel di sini.Â
Bila di lagu "Young and Beautiful" yang menjadi soundtrack film The Great Gatsby, Lana menulis: will you still love me when i'm no longer young and beautiful? dan di "Breaking Up Slowly", will he still love me long after i'm gone?Â
Juga di lagu "Breaking Up Slowly" ada penggalan: i don't wanna end up like Tammy Wynette, yang membuka kepala saya tentang tragedi dari kehidupan Tammy Wynette.Â