Ketujuh, pemanfaatan teknologi sebagai instrumen pemberdayaan. Platform digital dapat menjadi sarana untuk meningkatkan akses informasi, jejaring, dan peluang bagi perempuan. Program pelatihan digital literacy dan keterampilan teknologi informasi dapat menjembatani kesenjangan digital yang masih dialami perempuan.
Transformasi memang tidak dapat terjadi dalam semalam. Dibutuhkan komitmen berkelanjutan dari seluruh elemen bangsa. Setiap langkah kecil menuju kesetaraan adalah kontribusi nyata bagi pembangunan yang lebih berkeadilan.
Partisipasi perempuan dalam pembangunan bukanlah sekadar isu kemanusiaan, melainkan kebutuhan fundamental untuk menciptakan masyarakat yang lebih maju, inovatif, dan berkelanjutan.
Perjalanan menuju kesetaraan gender dalam pembangunan adalah sebuah komitmen kolektif yang melampaui batas-batas individual. Ini adalah revolusi peradaban yang membutuhkan keterlibatan aktif setiap komponen masyarakat - dari pembuat kebijakan hingga warga biasa, dari lembaga pendidikan hingga institusi bisnis. Kita tidak sedang berbicara tentang memberikan keistimewaan kepada perempuan, melainkan menciptakan ruang adil di mana setiap individu dapat memberikan kontribusi optimal tanpa dibatasi stereotipe dan struktural diskriminatif. Masa depan pembangunan nasional akan sangat ditentukan oleh kemampuan kita mentransformasi paradigma lama, merobohkan sekat-sekat yang membatasi potensi, dan membangun ekosistem yang menempatkan kesetaraan sebagai fondasi utama. Bukan sekadar impian, melainkan keharusan peradaban untuk terus bermartabat, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H