Sejak awal hingga saat ini, eksistensi serabi memiliki banyak perkembangan. Dari yang semula hanya serabi yang original yang tidak memiliki toping, saat ini banyak ditemukan serabi yang bermacam-macam topingnya. Dari mulai toping telur, oncom, pisang, keju cokelat, bahkan daging ayam. Inovasi tersebut sah-sah saja digunakan dalam rangka ikut beradaptasi dengan perkembangan zaman agar keberadaan serabi ini tidak terhenti dan tidak kalah dengan makanan-makanan modern lainnya.
Proses pembuatan surabi melibatkan beberapa tahap:
- Persiapan Adonan: Campur tepung beras, santan, dan air hingga membentuk adonan yang kental.
- Fermentasi: Biarkan adonan selama beberapa jam agar terjadi fermentasi alami yang memberikan tekstur lembut pada surabi.
- Pemasakan: Adonan surabi dimasak di atas cetakan khusus yang terbuat dari gerabah atau tanah liat. Biasanya cetakan ini dipanaskan dengan arang atau kayu bakar untuk memberikan aroma khas pada surabi.
- Penyajian: Surabi disajikan dengan berbagai topping sesuai selera, seperti gula merah cair, Kelapa parut, Gorenan, Oreg, Tauco, Telur, oncom atau dalam Bahasa Cirebon disebut Dage atau topping modern.
Variasi Surabi
Terdapat berbagai variasi surabi yang berkembang di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:
- Surabi Cirebon : Menggunakan berbagai topping mulai dari Oreg, Tauco, Telur, oncom atau biasa  disebut dage (Bahasa Cirebon)
- Surabi Bandung: Dikenal dengan berbagai topping modern seperti keju, cokelat, sosis, dan telur.
- Surabi Solo: Biasanya disajikan dengan kuah santan manis dan gula merah.
- Surabi Jakarta: Lebih sederhana dengan hanya menggunakan kelapa parut dan sedikit gula.
Nilai Budaya dan Nutrisi
Surabi bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Makanan ini sering hadir dalam upacara adat, perayaan, dan acara keluarga. Surabi melambangkan kebersamaan dan kehangatan dalam budaya Sunda.
Dari segi nutrisi, surabi merupakan sumber karbohidrat yang baik. Penggunaan santan memberikan tambahan lemak sehat, sementara tambahan topping seperti kelapa parut dan gula merah memberikan asupan serat dan mineral. Namun, konsumsi surabi sebaiknya tetap dalam jumlah yang wajar karena kandungan kalorinya yang cukup tinggi, terutama dengan topping manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H