Mohon tunggu...
Nuuramanah Syafiqah
Nuuramanah Syafiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Fenomena Pemberian Ulasan Buruk oleh Netizen Indonesia, Tanda Cancel Culture Semakin Berkembang?

17 Juni 2022   08:30 Diperbarui: 17 Juni 2022   08:36 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh lain  yang menggambarkan penuh hubungan atas fenomena ini dengan cancel culture adalah sebuah tempat makan yang mendapat ulasan buruk akibat salah satu video dari pelanggan yang menjadi viral berisi tentang pengalaman tidak menyenangkan pelanggan tersebut. 

Pada akhirnya hampir seluruh dari penonton dari video tersebut memberi ulasan buruk yang sama walaupun tidak memiliki pengalaman atau bahkan berkunjung ke sana. 

Fenomena ini menunjukkan bahwa cancel culture di Indonesia sudah berkembang sejauh itu dan tentu perilaku tersebut termasuk dalam tindakan cancelling yang seharusnya dihentikan, namun dibalik tindakan tersebut disebutkan alasan-alasan mengapa cancel culture menurut beberapa orang dilakukan: 

  1. Memberi pelajaran

  2. Agar dapat mengetahui konsekuensi atau akibat dari perbuatan

  3. Bentuk tanggung jawab atas tindakan dan perilaku seseorang

Meskipun begitu, dengan alasan apa pun sebaiknya cancel culture ini dihindari dan tidak dinormalisasi apalagi dalam bersosial media karena pada satu sisi semua masyarakat memiliki hak untuk memberikan pendapatnya tanpa harus merasa terbebani.  

Masih banyak pendapat mengenai baik tidaknya cancel culture ini, namun sejauh ini memang lebih banyak dampak buruknya. Jika kita menghakimi pelaku dengan menyerang mereka, apa yang membedakan kita dengan mereka? 

Dengan itu segala pengadilan dan konsekuensi akan diterima mereka dan diproses oleh yang memiliki wewenang. Selain itu, kebiasaan memberikan ulasan buruk yang memiliki dampak buruk pada semua pihak juga baiknya dihentikan. Google review sendiri diciptakan untuk membantu banyak orang dalam memilih tempat dan melihat ulasan jujur bukan sebagai wadah pembalasan dendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun