Mohon tunggu...
Anisah Muzammil
Anisah Muzammil Mohon Tunggu... Editor - Editor/Penulis

Penulis lepas/Editor/Mentor Ibu rumah tangga, 4 anak Penulis buku Jemuran Putus www.instagram.com/anisah_muzammil www.facebook.com/anisah.muzammil

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Pakaian Muslimah sebagai Inspirasi Baju Lebaran bagi Wanita

18 April 2023   07:39 Diperbarui: 18 April 2023   07:42 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen hari lebaran pada masa kecil yang kerap saya ingat ketika salat Idulfitri adalah aroma pakaian baru menyeruak di seluruh penjuru lapangan. Baik mukena, maupun pakaian yang digunakan kentara sekali kalau masih baru. Sepertinya 6 dari 10 orang memilih mengenakan pakaian baru tanpa dicuci terlebih dahulu. Mungkin biar lebih terasa pakaian barunya atau bisa juga yang berpikiran seperti saya; sekalian kotor. Oleh karena itu, pakaian baru tidak dicuci dahulu, nanti saja sekalian pasca-memakainya.

Lalu, apakah Anda berada di tim pakaian baru harus dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai, atau dicuci nanti setelah dipakai?

Sebenarnya pakaian baru meskipun seharusnya bersih, harus dicuci dulu sebelum digunakan. Proses produksi pakaian, pengiriman, hingga penyimpanan bisa jadi membuat pakaian terkontaminasi oleh debu dan kotoran. Belum lagi sisa bahan kimia tertentu selama proses produksi mungkin saja mengakibatkan reaksi pada tubuh, terutama anak kecil yang masih rentan alergi. Zat kimia, seperti formaldehid yang digunakan untuk mengawetkan bahan pakaian dapat menyebabkan iritasi kulit. 

Mencuci pakaian baru sebelum digunakan sangat dianjurkan untuk menghilangkan kotoran dan bahan kimia yang terdapat pada pakaian, serta mengurangi risiko iritasi atau alergi pada kulit. Akhirnya setelah menjadi orang tua, pakaian baru selalu saya cuci terlebih dahulu sebelum memakainya, terutama untuk anak-anak.

Terlepas dari kebiasaan mencuci baju baru atau tidak, lebaran merupakan momen yang dinanti oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Setiap tahunnya, kita merayakan hari kemenangan ini dengan berbagai cara, termasuk berbusana rapi dan bersih  menyambut Lebaran. Tanpa disadari momen baju baru menjadi sebuah tradisi yang melekat pada hari raya Idulfitri.

Baju lebaran menjadi salah satu hal yang tak boleh terlewatkan dalam persiapan menyambut momen yang penuh berkah ini. Rasulullah menganjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik yang artinya pakaian tersebut tidak harus baru.

Untuk laki-laki dewasa, simpel saja. Hanya perlu atasan berupa kemeja, koko, kurta, atau bahkan kaus bergaya kasual. Bawahannya cukup dengan celana panjang atau sarung jika ingin berangkat shalat Ied. Jangan lupa syariat untuk pria adalah mengenakan celana tidak melebihi mata kaki, serta tidak memakai sutra dan emas.

Sementara itu, untuk anak-anak yang penting adalah nyaman dan menyerap keringat. Aktivitas mereka yang kerap mengerahkan energi sehingga berpeluh dan akhirnya terkena alergi karena bahan yang dipakai memiliki sifat yang tidak mudah menyerap keringat.

Bagaimana dengan kaum wanita?

Segala sesuatu yang terdapat pada wanita adalah sumber fitnah yang besar bagi kaum pria. Oleh karena itu, seorang muslimah diwajibkan untuk menutup auratnya, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Allah mengatur syariat demikian untuk muslimah adalah sebagai bentuk penghormatan dan kemuliaan kepada kaum wanita.

Namun, selain menutup aurat, ada beberapa ketentuan lain yang merupakan syarat berpakaian untuk wanita sebagai inspirasi para muslimah dalam hal memilih baju lebaran.

1. Longgar

Pakaian muslimah tidak boleh ketat agar tidak memperlihatkan lekuk tubuh secara detail. Kebalikan dengan laki-laki, para muslimah harus memanjangkan pakaian mereka hingga menutupi kedua mata kaki. Untuk kerudung, tidak hanya sebatas leher, tetapi menutupi dada, bahkan keseluruh tubuh, sesuai dengan firman Allah azza wa jalla:

"Hai, Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' ...." (Al-Ahzaab ayat 59)

2. Tebal

Pakaian muslimah juga tidak boleh tembus pandang sehingga sampai memperlihatkan kulit atau bahan pakaian dalam. Jangan sampai muslimah terkena hadits 'berpakaian, tapi telanjang', yakni belum menutup anggota tubuh secara sempurna karena masih tampak gambaran bentuk tubuhnya. Oh, iya jangan lupakan kaus kaki,  ya. Kaki termasuk aurat wanita yang wajib ditutupi.

3. Tidak Berlebihan dalam Berhias

Pada dasarnya seorang wanita itu cantik. Tidak perlu berdandan berlebihan, jika seorang wanita rutin merawat wajah, mereka tidak perlu menambahkan mekap untuk make over wajahnya.

Dalam Islam, muslimah tidak diperbolehkan berlebihan dalam berhias. Bersoleklah sekadarnya hanya agar wajah terasa lebih segar. Gunakan bedak dengan warna kulit alami dan lipstik berwarna nude agar wajah tak tampak mencolok. Lebih baik lagi jika menutupi sebagian wajah untuk menghindari pandangan lelaki bukan mahram. Perlu diketahui bahwa berdandan bagi wanita hanya boleh dilakukan di depan suaminya.

4. Tidak Mencolok

Pakaian muslimah sebaiknya tidak mencolok dalam hal warna. Misalnya, jika mengenakan gamis berwarna kuning terang, ada baiknya Anda memadupadankan jilbab hitam agar warna tampak lebih kontras dan tidak mengundang tatapan orang lain. Hindari pakaian yang memiliki hiasan berlebihan. Mengenakan pakaian dengan hiasan sederhana lebih baik daripada ornamen yang menarik perhatian.

5.Tidak Menyerupai Laki-Laki

Dalam Islam terdapat hadits bahwa Nabi shalallahu'alaihi wasallam melaknat kaum pria yang berpakaian seperti wanita, juga sebaliknya. Pakaian berupa dress atau gamis panjang yang menutup mata kaki adalah lebih baik untuk wanita.

6. Tidak Mengenakan Wewangian

Wanita dilarang mengenakan wewangian jika keluar rumah. Jika memang terpaksa harus memakai parfum, pastikan aromanya tidak tercium sampai jarak satu langkah. Pakailah wewangian sekadarnya jika memang terpaksa untuk menghindari bau badan yang tidak sedap.

7. Bukan dalam Rangka Menunjukkan Status Sosial

Tujuan seorang muslimah berpakaian adalah menutup aurat dan melindungi kehormatan. Itu saja. Jika niatnya supaya cantik dan menarik, berarti seorang muslimah harus memperbaiki apa hakikat pakaian muslimah. Apalagi jika merasa bangga karena sudah mengenakan pakaian dengan label merek yang populer. Merasa percaya diri karena sudah mengenakan pakaian mahal adalah bentuk kesombongan yang harus dihindari.

8. Suci dan Bersih

Pakaian wanita sejatinya harus bersih dan suci dari najis. Jangan sampai tercium bau yang tidak sedap, apalagi jika bertandang ke rumah sanak keluarga. Bersih bukan berarti baru. Pakaian lama yang sekiranya terbaik di lemari pun bisa dikenakan pada saat hari raya Idulfitri. Kembali lagi kepada anjuran sebaiknya mencuci baju lebaran terlebih dahulu sebelum dikenakan.

Nah, sederhana, kan? Sesungguhnya pakaian seorang wanita itu simpel dan sangat cocok untuk inspirasi baju lebaran. Manusia yang membuat sulit sehingga dari atas sampai bawah terlalu rumit untuk dipadupadankan. Ada yang berenda, payet manik yang menyusahkan, rumbai yang mencolok. Padahal, sesungguhnya pakaian seorang muslimah itu adalah yang terbaik dan nyaman dikenakan adalah yang polos, sederhana, dan menutup aurat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun