Dalam konteks menulis, kepekaan sangat penting karena membantu penulis mengamati detil yang mungkin terlewatkan oleh orang lain. Nah, ini juga ada kaitannya dengan poin pertama. Dengan demikian, kita bisa mengekpresikannya dengan cara yang unik dan dari sudut padang berbeda.
3. Banyak Berlatih
Berlatih menulis tidak harus duduk diam di depan laptop ya, Moms! Banyak berinteraksi di media sosial lewat smartphone di tangan juga bisa dijadikan wadah untuk berlatih. Misalnya, banyak melakukan 'update status' di media sosial dengan menuliskan pengalaman pribadi berupa cerita rutinitas sehari-hari. Misalnya, perjalanan mengantar jemput anak. Cerita tentang mengambil rapor. Bisa juga berbagi pengalaman tentang menyiapkan makan sahur tanpa rasa kantuk. Saya juga pernah bercerita tentang sedihnya kala jemuran putus.
Media sosial adalah wadah yang cukup efektif untuk berlatih menulis dan menemukan gaya tulisan. Bahkan, mereka yang tadinya tidak bisa merangkai 1---2 kata, dengan sering menulis di media sosial, mereka bisa menyusun 3---6 paragraf, bahkan lebih.
4. Banyak Membaca
Kalau ini sesuatu yang tidak bisa dimungkiri kalau untuk bisa menulis, kita juga harus banyak baca. Enggak perlu bacaan berat. Hanya dengan membuka web Kompasiana, kita bisa mendapatkan bacaan lengkap yang mampu memancing ide. Membaca buku atau artikel tentang topik yang menarik, dapat membantu memperluas pengetahuan dan memberi ide untuk menulis.
5. Jangan Biarkan Waktu Berlalu
Maksudnya adalah jangan biarkan waktu berjalan begitu saja tanpa kita melakukan apa pun. Misalnya, ketika menunggu mesin cuci beroperasi, enggak ada salahnya kita membaca apa saja lewat smartphone di tangan. Bisa juga ketika sendirian menunggu anak di sekolah, kita bisa swipe layar ponsel untuk mencari ide. Atau ketika di sekitar kita ada sesama wali murid yang juga menunggu anaknya pulang sekolah, bolehlah menyapa mereka, mengobrol, dan tegur sapa. Berbicara dengan orang-orang yang memiliki latar belakang dan pengalaman hidup berbeda dapat membantu kita melihat dunia dari perspektif yang berbeda pula dan pastinya memperluas wawasan kita sebagai ibu rumah tangga.
6. Catat Ide yang Didapat
Kalau kata David Allen, "Your brain, is for having ideas, not for holding them." Ide itu dicatat, bukan diingat.
Ibu rumah tangga, baru meletakkan kacamata di meja saja sudah lupa, apalagi harus mengingat ide. Ya, kan? Pasti menguaplah idenya. Nah, kalau ide datang, berusahalah untuk langsung mencatatnya. Misalnya ketika sedang memasak, tiba-tiba muncul ide. Langsung ketik di smartphone agar ide tidak hilang.