Event Samber THR Kompasiana sudah diumumkan. Euforia menyambut ajang yang diikuti ribuan Kompasianer sangat terasa sampai di beberapa komunitas yang saya ikuti. Beberapa orang tampak antusias. Namun, beberapa yang lain mengeluhkan tentang ide yang sulit untuk didapat.
"Saya cuma ibu rumah tangga, Kak. Saya enggak pernah ke mana-mana. Gimana saya dapat ide?" Demikian keluhan salah satu rekan satu komunitas yang statusnya sama dengan saya: seorang ibu rumah tangga.
Jujur saja, beberapa tahun lalu, saya juga memiliki keluhan yang mirip. Saya hobi menulis, tetapi bingung tentang apa yang harus saya tulis? Beberapa tulisan yang saya jumpai rata-rata berupa fiksi teenlit dan itu sulit saya cari idenya karena masa itu sudah lewat. Beberapa yang lain kebanyakan cerita rumah tangga tentang perkawinan dan perselingkuhan.
Namun, dengan tekad berlatih menulis di media sosial, saya berusaha menemukan gaya sendiri. Menulis tidak harus romance atau teenlit, tetapi menulislah dari apa saja yang terdekat.
Saya seorang ibu rumah tangga. Berarti tulisan saya tidak jauh dari apa yang ada di dalam rumah. Saya pun bercerita tentang kekonyolan anak-anak, perkembangan mereka, juga tentang ibu rumah tangga yang sering lupa menekat tombol cook ketika menanak nasi di magicom.
Jika kita ingin menggalinya, ibu rumah tangga juga memiliki lebih dari satu juta cerita untuk dijadikan tulisan yang bermanfaat, bahkan menghibur dan menginspirasi. Tinggal bagaimana kita mengemasnya. Yang penting adalah kepekaan dan kreativitas, serta rajin berlatih.
Nah, ajang Samber THR Kompasiana adalah kesempatan para ibu rumah tangga bercerita. Menumpahkan jatah 20 ribu kata yang semestinya dituangkan lewat sebuah tulisan. Bagaimana mengais ide dari rumah agar sukses mengikuti Samber sampai akhir? Di bawah ini adalah tips yang bisa kita lakukan di sela melakukan rutinitas pekerjaan rumah, seperti mencuci, memasak, hingga antar jemput anak.
1. Membuka Pikiran.Â
Jangan mengira membaca berita-berita kekinian di media sosial itu hal yang membuang waktu dan tidak bermanfaat untuk seorang ibu rumah tangga. Emak-emak juga harus tahu segala hal. Bukan untuk bahan gibah, melainkan untuk membuka wawasan agar tidak jalan di tempat ketika menulis. Berita-berita kekinian yang jika diracik dengan ciamik akan menjadi tulisan yang menarik dan menginspirasi. Misalnya, kalau dilihat dari tema hari pertama Samber, itu mudah dan sangat umum. Namun, bagaimana kita meraciknya menjadi sesuatu yang menarik dari sudut pandang ibu rumah tangga. Pasti kece, deh!
2. Peka
Menurut pengalaman saya, ibu rumah tangga justru lebih peka dalam hal mengamati sekitar. Mereka memiliki kemampuan untuk merespons cepat atas situasi dengan lebih teliti dan sensitif. Bahkan ibu rumah tangga bisa menjadi detektif dadakan.