Mohon tunggu...
Anisah Muzammil
Anisah Muzammil Mohon Tunggu... Editor - Editor/Penulis

Penulis lepas/Editor/Mentor Ibu rumah tangga, 4 anak Penulis buku Jemuran Putus www.instagram.com/anisah_muzammil www.facebook.com/anisah.muzammil

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kemesraan di Sanggar Senam Muslimah

16 September 2022   17:25 Diperbarui: 16 September 2022   18:56 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teriakan semangat, menggema di seluruh aula Sanggar Senam Humairah dari sosok wanita yang ada di depan. Suaranya lantang dan tegas. Sambil menghitung durasi setiap gerakan, dia bergerak lincah memeragakan setiap tahapan kepada para member di belakangnya. Wanita itu adalah instruktur senamnya.

“Ayo, Punzel! Dua set lagi!” Wanita berusia 40-an tahun itu memberi semangat kepada salah satu member yang tampak lemas.

“Laper, Cikgu!” jawab member itu.

Di sesi istirahat, sang instruktur mengeluarkan satu wadah sambal kentang balado yang tampak enak.

“Aku punya ini, nih. Enak, deh! Makan aja dulu.” Sang instruktur membuka wadah dan memberikannya kepada sang member.

“Masa aku suruh nyamilin ini, Cikgu. Pake nasi, dong!” protes sang member.

Tak lama, sang instruktur yang dipanggil ‘cikgu’ itu mengambil wadah panci dan mengisinya dengan beras, kemudian memasaknya. Geraknya begitu cekatan.

“Di mana lagi ada instruktur senam yang mau masakin nasi buat membernya?” celetuk salah satu member yang disambut dengan riuh tawa member lainnya. Tak lama sang instruktur memberi aba-aba untuk memeragakan gerakan senam selanjutnya. Setelah senam berakhir, member yang dipanggil Rapunzel itu langsung makan dengan lahap.

Begitulah gambaran kemesraan para member Sanggar Senam Humairah bersama instrukturnya. Mereka kerap saling bergantung satu sama lain. Bukan hanya mendapat olah tubuh yang sehat, melainkan juga mendapat olah sahabat yang kuat tali persaudaraannya.

Sanggar Senam Humairah adalah sebuah sanggar khusus muslimah milik Mbak Arie, seorang ibu beranak lima yang juga berperan sebagai instruktur senam. Mereka yang ingin berolahraga dengan bebas tanpa harus bercampur baur dengan laki-laki, di Sanggar Senam Humairah khusus muslimah pasti cocok.

Meskipun usia sanggar belum dua tahun, membernya cukup banyak hingga jadwal harian jarang sekali kosong. Bahkan beberapa member kerap tak kebagian set karena kuota ruangan yang hanya cukup menampung 16 orang telah terisi penuh oleh member yang ingin senam pada hari itu.

“Biasanya paling penuh itu pas akhir bulan karena banyak member yang ingin menghabiskan jatah senamnya,” ungkap Mbak Arie.

Yang berbeda dari sanggar ini, tidak ada iringan musik di setiap gerakan senam. Mbak Arie selalu mengoreksi setiap member yang salah dalam melakukan gerakan workout.

“Karena kalau gerakannya salah, kita cuma dapat capek dan keringat aja, tapi enggak dapat bentuk tubuh.” Demikian ungkapnya.

Sanggar yang terletak di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor ini mematok biaya yang terbilang cukup murah. Member yang didominasi oleh ibu rumah tangga itu tak perlu merogoh kantung terlalu dalam untuk membayar biaya sanggar. 

Ada beberapa paket yang tersedia. Satu paket memiliki masa sekitar satu bulan. Yang pasti harganya tak akan menguras dompet suami. Bahkan, para suami mendorong istri-istri mereka untuk terus senam di Sanggar Humairah. Apalagi, ruang sanggar yang nyaman dan kekeluargaan membuat para member selalu betah untuk berlama-lama di sana.

Istimewanya, privasi setiap member sangat terjaga karena di sana ada peraturan tentang larangan berfoto dan menyebarluaskan foto yang menampilkan aurat member ke luar sanggar. Jika kedapatan melakukannya, sang instruktur senam tidak akan segan mengeluarkan member tersebut dari sanggar. 

dok pribadi
dok pribadi

Pada hari Rabu, 14 September 2022, para penghuni Sanggar Senam Humairah melakukan rihlah bersama ke Cipamingkis, Bogor. Sebuah kawasan perhutani yang dikelilingi gunung dan kesegaran air terjun. Suhunya cukup dingin. Dengan tiket sebesar 45 ribu rupiah, para pengunjung sudah mendapatkan fasilitas air terjun, kolam renang, juga berendam dalam kolam ikan terapi.

“Awalnya kita mau ke Ciherang, tapi perjalanan ke sana lebih ekstrem. Makanya kita putusin ke sini aja,” ujar instruktur yang dipanggil ‘cikgu’ itu.

Perjalanan ke Cipamingkis memakan waktu hingga 2 jam lebih 30 menit. Bukan macet, melainkan medan yang cukup ekstrem karena jalanan menanjak ke atas. Perjalanan sempat tersendat di Desa Sukamulya karena pengecoran di sisi kanan jalan. Sebuah mobil pikap tampak tak kuat menarik gas untuk menanjak sehingga berjalan mundur. Suasana sempat tegang. Namun, alhamdulillah atas kemudahan dari Allah, sang sopir berhasil mengendalikan kendaraan.

Meskipun rihlah swadaya, makanan yang tersedia cukup melimpah. Bukan hanya makanan, mereka juga bisa membawa pulang berbagai suvenir dan hadiah. Semua atas kerja sama dan kekompakan setiap member. Mereka saling menjaga dan merasa menjadi bagian dari keluarga besar Sanggar Senam Humairah sehingga ada rasa saling memiliki.

“Semoga acara ini memberi kesan mendalam untuk kita semua yang bisa dijadikan cerita di kemudian hari bahwa kita pernah piknik ke sini. Dengan kesan yang luar biasa yang pastinya membuat kita hepi,” ungkap Bu Rita pada sambutannya di awal acara. Bu Rita adalah salah satu member yang cukup energik meskipun usianya telah sepuh. Ia yang selalu memeriahkan suasana di dalam sanggar di tengah lelahnya olahraga. Teman-temannya kompak menyebut Bu Rita dengan panggilan ‘Inspektur Vj’.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan lomba memasukkan paku ke dalam botol. Tiap satu kelompok ada tiga orang. Mereka dituntut untuk kompak memasukkan paku ke dalam botol hanya dengan menyingkronkan gerak tubuh. Selain lomba memasukkan paku ke dalam botol, ada juga lomba estafet sarung yang tak kalah seru. Tawa dan canda dari para member menghiasi keseluruhan acara.

Selain lomba untuk dewasa, ada juga lomba untuk anak-anak. Meskipun tak banyak, acara lomba untuk anak-anak berlangsung meriah. Karena usia mereka yang terbilang masih kecil, Bu Rita sebagai koordinator sempat kesulitan memberikan aba-aba untuk mereka.

"Alhamdulillah wa masyaallah. Barakallahufiikun. Seru, hepi, ceria, tegang. Keren! Nano-nano rasanya!" ungkap salah satu member Sanggar Humairah tentang kesan rihlah di Cipamingkis pada hari Rabu lalu.

"Insyaallah sampai jannah." Begitulah harap para member. Di Sanggar Humairah, mereka bukan hanya mendapat sehat, melainkan juga mendapat sahabat yang terikat ukhuwah.

"Semoga Sanggar Humairah semakin kompak dan kedepannya kita bisa bikin acara kayak gini lagi," harap Mbak Arie dalam pesan WhatsApp di grup rihlah sanggar.

Tetap semangat, Bestie! Sesungguhnya berpakaian muslimah bukan halangan untuk tetap berolahraga demi kesehatan dan kebugaran tubuh, apalagi senamnya bareng sahabat. Pasti tambah hepi. Setuju, kan? [am]

Hasil reportase Anisah Muzammil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun