Rasanya menurut kisah penjajahan jaman kolonial yang penuh upeti dan ancaman serta kerja rodi tidak jauh beda dengan jaman now. Kalau mayit-mayit jaman kolonial itu hidup lagi pasti lebih memilih "rest" daripada menghadapi kolonialisme baru. Â Dulu ancaman kolonial adalah fisik dan perampasan hak. Pada jaman now ini untuk mendapatkan kehidupan satu hari maka harus kerja minimum 8 jam, untuk dapat mimpi beli rumah harus kerja 16 jam belum lagi dapat rumah tipe 21 yang jaraknya dari tempat kerja 3 jam. Seseorang pekerja muda yang baru harus membayar banyak iuran yang di balut dengan istilah "gotong-royong, yang kuat membantu yang lemah", melapor pajak dan harta kekayaan. Pokoknya ada penghasilan kenain pajak, pokoknya beli barang kenain pajak, parkir sepeda motor kenain ongkos parkir. Jaman kolonial itu juga ribet....tapi ribetnya gak sebanyak saat ini.
Kembali ke rasa karena rakyat yang merasakan harga-harga naik, rakyat yang merasakan transpotrasi tidak efisien, rakyat yang berasakan setiap beli sesuatu kena pajak, rakyat yang merasakan mengurus sesuatu memakan waktu lama, rakyat yang merasakan banyak sekali iuran dan beban biaya listrik, pdam, pbb, sampah maupun iuran tanah makam...minta ampun dah.
RASA memang berbeda dengan DATA seperti Kecap dalam Botol.......tetap di tulis sebagai data  KECAP NOMOR SATU
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H