Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Makna Penyerahan Duplikat Bendera Pusaka di Indonesia

7 Agustus 2024   19:11 Diperbarui: 7 Agustus 2024   19:45 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: FB :Herman Kreator

Makna Penyerahan Duplikat Bendera Pusaka di Indonesia"

Menjelang HUT proklamasi RI ke 79 mulai terlihat dihampir setiap daerah hingga di pelosok tanah air adanya berbagai perlombaan yang dilaksanakan. 

Jenis perlombaan seperti gerak jalan, tari-tarian, lomba panjat pinang dan kegiatan alain yang melibatkan setiap Masyarakat pada lingkungan masing-masing. 

Mulai terlihat keindahan di berbagi tempat dengan adanya menaikan bendera hias tanda momen bersejarah HUT Proklamasi kemerdekaan RI ke79 hampir tiba. 

Para pedang pun tidak kalah bersaing mulai marak pinggir-pinggir jalan raya dengan memajang baik bendera hias beraneka warna maupun bendera merah putih dari ukuran terkecil hingga ukuran yang besar. Ini momen tahunan di berbagi tempat.

 Sumber gambar: Keleproject Ambon
 Sumber gambar: Keleproject Ambon

hal yang menarik adalah menjelang HUT RI setiap tahunnya, setiap lingkungan membangun gapura yang dihiasi bahkan di kota Ambon biasanya adanya perlombaan menghias gapura

 sumber gambar: FB :Herman Kreator
 sumber gambar: FB :Herman Kreator

Dari laman detikNews memaparkan bahwa di Jakarta - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyerahkan duplikat Bendera Pusaka kepada Bupati dan Wali Kota seluruh Indonesia. 

Penyerahan dilakukan oleh Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.

Dalam penyerahan ini, Wisnu meminta agar para Bupati dan Wali Kota dapat mensosialisasikan ideologi Pancasila hingga ke desa-desa. Dia menekankan Pancasila bukan sekedar untuk dihafal.

Seperti yang di tekankan oleh Wisnu bahwa: "Hari ini dengan duplikat Bendera Merah Putih, teks proklamasi, pidato 1 Juni dan buku teks utama Pancasila, hendaknya kita sosialisasikan dari pusat hingga ke daerah," kata Wisnu dalam sambutan di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (7/8/2024).

Penyerahan duplikat bendera pusaka oleh Gubernur dan Bupati/Walikota di Indonesia menjadi sebuah tradisi yang kaya akan makna sejarah dan simbolisme. 

Bendera pusaka ini bukan hanya sekadar lambang identitas daerah, tetapi juga merepresentasikan keberlanjutan nilai-nilai budaya dan kebangsaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sejarah Bendera Pusaka

Bendera pusaka memiliki akar sejarah yang dalam, sering kali berhubungan erat dengan perjuangan daerah dalam meraih kemerdekaan atau sebagai pengingat akan peristiwa penting dalam sejarah lokal. 

 sumber gambar:https://www.istockphoto.com/id/foto/bendera-indonesia-gm1461
 sumber gambar:https://www.istockphoto.com/id/foto/bendera-indonesia-gm1461

Setiap bendera pusaka membawa cerita tersendiri yang memperkuat identitas daerah yang menghargai jasa para pendahulu dalam mempertahankan dan membangun daerah tersebut. 

Diangkat dari laman kompas.com bahwa  Bendera Merah Putih pertama kali dikibarkan dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. 

Kongres yang melahirkan sebuah ikrar kebangsaan yang disebut Sumpah Pemuda itu menghasilkan tiga putusan, salah satunya untuk mengibarkan bendera Merah Putih untuk pertama kalinya.

Simbolisme dan Makna Bendera Pusaka

Bendera pusaka bukan hanya sebatas kain berwarna-warni, tetapi juga memuat simbolisme yang mendalam. Warna, motif, dan lambang yang terdapat pada bendera pusaka sering kali mencerminkan nilai-nilai budaya, keberanian, persatuan, dan semangat gotong royong yang menjadi bagian integral dari masyarakat setempat.

Penyerahan Duplikat Bendera Pusaka

Penyerahan duplikat bendera pusaka oleh Gubernur dan Bupati/Walikota tidak sekadar sebuah upacara formalitas. 

Ini merupakan momen penting untuk menghargai dan mengabadikan warisan budaya serta sejarah lokal.

 Proses ini juga melibatkan komitmen untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya daerah dalam bingkai persatuan bangsa.

Dampak Sosial dan Budaya

Tradisi penyerahan duplikat bendera pusaka juga memiliki dampak yang signifikan dalam konteks sosial dan budaya.

 Ini menjadi ajang untuk memperkuat rasa kebanggaan masyarakat terhadap identitas lokal mereka dan memupuk rasa persatuan serta kebersamaan dalam keragaman yang kaya di Indonesia.

Jadi, Penyerahan duplikat bendera pusaka oleh Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia bukan sekadar ritual formal, melainkan sebuah upaya untuk menghargai, melestarikan, dan mempromosikan warisan budaya di setiap  daerah.

 Ini menjadi bagian penting dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga dan merawat kekayaan budaya bangsa, serta memperkuat persatuan dalam keragaman.

Dengan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam penyerahan duplikat bendera pusaka ini, kita dapat menghargai dan mendukung upaya-upaya untuk menjaga keberagaman budaya Indonesia yang menjadi salah satu kekayaan yang tiada tara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun