Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

HP: Sahabat atau Pesaing dalam Kehidupan Sehari-hari?

4 Agustus 2024   21:12 Diperbarui: 8 Agustus 2024   09:30 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.freepik.com/free-photo/confused-puz

HP: Sahabat atau Pesaing dalam Kehidupan Sehari-hari?

Menjelang malam hari ini Minggu, 4 Agustus 2024, Ketika memasuki sebuah restoran yang baru di kota Ambon, maklum suasana baru dan juga hari libur sehingga Nampak  ramai para  pengunjung di sana. 

Sebuah ruangan yang tidak terlalu besar. Suasana ruang makannya cukup menarik bagi pengunjung. Setiap meja dengan diberi nomor mulai dari 1 sampai sekian banyak yang penulis tidak sempat melihat pada nomor terakhirnya. 

Lagi pula para pelayan dengan bersikap ramah pada setiap pengunjung. Penataan ruangan yang indah, lampu-lampu hias terkesan sebuah restoran mewah juga terdengar  alunan music dari yang lembut hingga  music yang keras.

 Bunyi music yang keras ini menyebabkan kita sulit penangkap suara orang sekeliling kita. Sabil memandang sekeliling setiap pengunjung masing-masing duduk dan menatap layar HP masing-masing. 

Sambil menunggu pesanan makan malam tanpa banyak bercakap-cakap dengan sesama akibat mata terus menatap layar HP.

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Ponsel pintar (HP) telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan bahkan bersantai. 

Ketergantungan kita pada perangkat ini menimbulkan pertanyaan penting: siapa yang sebenarnya menjadi fokus kita, orang-orang di sekitar atau ponsel kita?

Fenomena "Phubbing"

Istilah "phubbing" adalah kombinasi dari kata "phone" dan "phubbing" yang merujuk pada tindakan mengabaikan orang di sekitar kita dengan lebih fokus pada ponsel. 

 Sumber gambar: Dokpri, Nus Nahaklay, Minggu 4 Agustus 2024
 Sumber gambar: Dokpri, Nus Nahaklay, Minggu 4 Agustus 2024

Fenomena ini semakin umum di berbagai situasi, mulai dari makan malam bersama keluarga hingga pertemuan bisnis. Saat seseorang lebih sibuk dengan ponselnya daripada dengan percakapan nyata, ini bukan hanya membuat suasana menjadi canggung tetapi juga dapat merusak hubungan interpersonal.

Kehilangan Momen Berharga

Setiap kali kita lebih memilih untuk melihat layar ponsel daripada berbicara dengan orang di sekitar kita, kita kehilangan kesempatan untuk mengalami momen-momen berharga. 

Ssumber gambari:  stockphoto-1266314973-612x612.jpg
Ssumber gambari:  stockphoto-1266314973-612x612.jpg

Misalnya, tawa bersama teman, senyuman seorang anak, atau bahkan diskusi mendalam tentang kehidupan. Momen-momen ini tidak bisa digantikan dengan notifikasi atau feed media sosial.

Dampak pada Hubungan

Ketika fokus lebih tertuju pada ponsel daripada orang-orang sekitar, ini bisa membawa dampak negatif pada hubungan. 

Pasangan mungkin merasa diabaikan, anak-anak merasa tidak diperhatikan, dan teman-teman merasa tidak dihargai. 

Hubungan yang seharusnya menjadi tempat kita merasa terhubung dan didukung bisa menjadi renggang karena kurangnya perhatian dan kehadiran. 

Dari laman hellosehat.com, Brandon T dalam penelitian jurnal Child Development menyatakan bahwa perilaku anak yang buruk berhubungan dengan waktu yang dihabiskan orang tua dalam bermain gadget, termasuk main HP saat didekat anak. 

McDaniel, yang merupakan seorang peneliti dari Illions State University di Amerika, menyebut gangguan tersebut sebagai technoference

Keseimbangan Digital dan Interaksi Sosial

Menggunakan ponsel tidak selalu buruk. Ia memudahkan kita untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang jauh, mengakses informasi dengan cepat, dan bahkan membantu kita dalam pekerjaan. 

Namun, penting untuk menemukan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial yang nyata. 

Menetapkan waktu untuk "detoks digital" atau membuat aturan untuk tidak menggunakan ponsel saat berkumpul dengan orang lain adalah langkah-langkah kecil yang bisa membuat perbedaan besar.

Menyadari Kebiasaan dan Membuat Perubahan

Langkah pertama untuk memfokuskan kembali perhatian kita pada orang-orang adalah dengan menyadari kebiasaan kita. Berapa sering kita memeriksa ponsel saat sedang bersama orang lain? 

Apakah kita sering tergoda untuk membuka media sosial saat sedang berbicara dengan teman? Setelah menyadari kebiasaan ini, kita bisa mulai membuat perubahan, seperti menyimpan ponsel saat makan bersama atau mengatur mode "jangan ganggu" pada ponsel saat bersama keluarga.

Pada akhirnya, pertanyaan "siapa fokus mu?" adalah pertanyaan tentang prioritas. Apakah kita lebih menghargai hubungan nyata dengan orang-orang di sekitar kita atau kita lebih terfokus pada dunia digital yang ada di ponsel kita? 

Menyadari pentingnya kehadiran fisik dan emosional dalam hubungan interpersonal dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana kita menggunakan waktu dan perhatian kita. 

Ingatlah, ponsel dapat menunggu, tetapi momen-momen berharga bersama orang-orang yang kita cintai tidak akan datang dua kali. Jadi, mari kita memilih untuk lebih hadir dan memperhatikan mereka yang ada di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun