Bagi mereka yang menderita GERD, makan sambil berbaring dapat memperburuk gejala. GERD adalah kondisi di mana asam lambung sering naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi. Biasanya, gaya gravitasi dan katup antara lambung dan kerongkongan membantu mencegah hal ini terjadi. Namun, saat berbaring, mekanisme ini menjadi kurang efektif, meningkatkan risiko terjadinya refluks.
Peningkatan Berat Badan dan Obesitas
Makan sambil berbaring bisa juga berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik setelah makan. Ketika seseorang berbaring setelah makan, kalori yang dikonsumsi tidak terbakar secara seefektif dibandingkan dengan bergerak atau duduk tegak.Â
Praktek seperti ini menyebabkan penambahan berat badan seiring waktu, yang pada akhirnya bisa meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan terkait lainnya
Dampak Psikologis dan Kebiasaan Makan
Makan dalam posisi berbaring bisa juga mempengaruhi kebiasaan makan dan psikologis seseorang. Posisi berbaring cenderung membuat seseorang merasa lebih santai, yang bisa mengarah pada makan tanpa berpikir atau makan berlebihan.Â
Kurangnya perhatian terhadap makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan pola makan yang tidak sehat.dari laman Merdeka.com memberikan posisi duduk yang paling tepat adalah dengan bersila di lantai.Â
Posisi duduk bersila ini membuat tubuh duduk dalam posisi tegak ketika makan. Bersila di lantai ini juga berdampak baik bagi kesehatan pinggang dan lutut. Hal ini juga tentu saja berdampak sangat baik untuk kesehatan pencernaan
Oleh sebab itu tampaknya nyaman, tetapi makan dalam keadaan berbaring memiliki berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.Â
Dari risiko tersedak hingga masalah pencernaan seperti refluks asam, ada banyak alasan untuk kita menghindari kebiasaan ini.Â
Posisi  yang terbaik saat kita makan adalah dalam posisi duduk tegak untuk memastikan pencernaan yang baik dan mengurangi risiko komplikasi. Selalu perhatikan postur tubuh saat makan untuk menjaga kesehatan jangka panjang.