Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelusuri Warisan Ki Hajar Dewantoro: Apakah Kita Masih Ingat?

2 Mei 2024   06:35 Diperbarui: 2 Mei 2024   06:47 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Printerest

"Menelusuri Warisan Ki Hajar Dewantoro: Apakah Kita Masih Ingat?"

Masih Ingat?  Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.

Momen Perayaan hari Pendidikan Nasional di pagi ini membawa saya mengingat Kembali masa kecil di sebuah dusun kecil yang terletak di daerah Maluku Barat Daya Propinsi Maluku.

Kala itu kemajuan perkembangan pendidikan tidak  begitu pesat  seperti sekarang  ini. Sebagai mana lazimnya memperingati Hari  Pendidkan Nasional  merupakan memen yang dinanti-nantikan oleh murid-murid Sekolah Dasar karena saat itu jenjang Sekolah di dusun itu hanya pada tingkat SD saja.

 Sedih rasanya waktu itu walaupun murid-murid hanya berpakaian seadanya, kaki berlumpur tidak bersepatu, tidak berseragam nasional  seperti jaman sekarang, tetapi semangat belajar tidak kalah dengan murid SD di daerah lainnya yang telah maju. Semboyan yang selalu ditanamkan dan diucapkan secara Bersama saat upacara peringatan Hardiknas adalah: Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. 

Masih teringat, momen penting itu yang ditanamkan adalah nilai-nilai perjuangan sosok Ki hajar Dewantoro, Bapak Pendidikan nasional, walaupun perjalanan waktu mulai dilupakan oleh saya dan mungkin juga pembaca artikel ini.

Bagi para pembaca kompasiana daripada menjadi seorang yang lupa akan Sejarah Bapa Pendidikan Nasional, mari simak Bersama-sama Sejarah di hardiknas pagi ini.

Tak dapat dipungkiri bahwa Sejarah perjuangan tokoh-tokoh yang telah berjasa bagi kemajuan bangsa merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya dan identitas suatu negara. 

Salah satu sosok yang patut dikenang dalam perjuangannya untuk pendidikan adalah Ki Hajar Dewantoro. Namun, seiring berjalannya waktu, pertanyaan pun muncul: masihkah kita mengingat dengan baik perjuangan bapak Ki Hajar Dewantoro?

Siapa Ki Hajar Dewantoro?

 Dari laman https://fahum.umsu.ac.id, bahwa Ki Hajar Dewantoro, atau sebenarnya bernama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah tokoh yang tak terlupakan dalam sejarah Indonesia.

 Lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Pakualaman, Yogyakarta, Ki Hajar Dewantoro dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan pejuang kemerdekaan yang berdedikasi. 

Inilah kisah inspiratif tentang peran besar Ki Hajar Dewantoro dalam membentuk sistem pendidikan Indonesia dan kontribusinya terhadap perjuangan kemerdekaan.

 Perjuangan Ki Hajar Dewantoro

Perjuangan Ki Hajar Dewantoro terutama terfokus pada usahanya untuk meningkatkan akses pendidikan bagi rakyat pribumi, yang saat itu masih terbatas pada kalangan bangsawan dan kaum kolonial. Dia memperjuangkan hak pendidikan bagi semua golongan, termasuk anak-anak petani dan rakyat biasa.

Salah satu kontribusi terbesarnya adalah pendirian sekolah bernama Taman Siswa pada tahun 1922. Taman Siswa menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan Indonesia karena menerapkan pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal dan kebudayaan bangsa, sementara pada saat yang sama juga memasukkan unsur-unsur pendidikan modern. 

Dengan demikian, Taman Siswa tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menghargai dan melestarikan budaya Indonesia.

Peninggalan dan Relevansi

Meskipun Ki Hajar Dewantoro telah tiada, warisan dan kontribusinya bagi pendidikan Indonesia tetap terasa hingga saat ini. Namun, masihkah kita mengingat dengan baik dan menghargai perjuangannya?

Di era digital seperti sekarang ini, di mana informasi tersebar luas, kadang-kadang tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantoro terkesan  terlupakan di antara banjir informasi. Sejarah  tokoh seperti ini lambat laun dilupakan oleh generasi mendatang jika tidak terus dilestarikan mulai sekarang.

 Hari peringatannya pun tidak semeriah momen-memen lainnya. Namun, penting bagi kita untuk terus mengingat dan menghargai perjuangan beliau, karena pendidikan adalah pondasi dari kemajuan suatu bangsa. 

Tanpa Pendidikan, kita tidak bisa menjadi manusia yang beradab. Melalui Pendidikan manusia dapat mengembangkan segala potensinya untuk menjadi manusia yang cerdas dan beradab (https://www.researchgate.net)

Menyemangati Pemikiran Kritis

Melalui pengetahuan tentang sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro, kita bisa menggali inspirasi dan semangat baru untuk terus berjuang memajukan pendidikan di Indonesia. 

Semangatnya dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi semua golongan, tanpa memandang kelas sosial atau latar belakang, patut menjadi contoh bagi kita semua. ) 

Ki Hajar Dewantoro memiliki nilai keteladanan diantaranya sederhana, pantang menyerah, tanggung jawab, berani, rela berkorban, religius, mandiri, gotong royong, nasionalis, integritas (unnes.ac.id)

Intinya, dalam mengingat perjuangan Ki Hajar Dewantoro, kita tidak hanya menghormati sejarah, tetapi juga memupuk semangat untuk terus berjuang demi pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang. 

Melalui apresiasi dan penghargaan terhadap kontribusinya, kita dapat memastikan bahwa warisan beliau tetap hidup dan relevan dalam pembangunan pendidikan Indonesia. 

Sehingga, menjawab pertanyaan kita sebelumnya, memang, kita masih mengingat dan menghargai sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro. 

Lebih khusus bagi semua penulis dan pembaca kompasioner milikilah semangat juang seperti Ki Hajar Dewantoro,  melalui semangat menulis dan berkarya bagi sesama, tanda menghargai jasa Ki Hajar Dewantoro. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun