Ternyata tidak sekadar membeli bunga yang dipajang diemperan toko dan supermarket, ternyata siswa harus dengan teliti dan menentukan pilihannya sendiri.
Mengapa? Karena ia akan memilih sesuai dengan preferensi personal atau pesan yang ingin disampaikan.
Misalnya, memilih bunya mawar yang melambangkan kasih sayang, bunga matahari yang mencerminkan keceriaan dan semangat.
Setiap jenis bunga memiliki pesan tersendiri yang dapat disesuaikan dengan hubungan antara guru dan siswa tersebut.
Menghadapi Tantangan dalam Tradisi
Meskipun hadiah setangkai bunga telah menjadi bagian dari tradisi penghargaan terhadap guru, ada tantangan tertentu yang seringkali dihadapi adalah kenaikan harga bunga oleh penjual.
Bagi siswa atau orang tua yang kurang mampu apalagi jika anaknya lebih dari satu, harus keluarkan uang lebih dari kemampuannya. Sebuah pengalaman yang penulis temukan saat kedua anak masih duduk dibangku Sekolah Dasar.
Kadang banyak keluhan yang dilontarkan para orang tua tanpa ragu dan memang mereka mengungkapkan apa adanya yang terkandung dalam lubuk hati.Â
Namun ditengah keluhan jika siswa tersebut masih berusaha memberikan setangkai Bunga sesuai dengan kemampuan orang tuanya.
Setangkai Bunga Menghidupkan Kembali Ruang Penghargaan
Memperingati hari Pendidikan nasional adalah momen menghadirkan sentuhan dan penghargaan kepada guru. Hal itu memang sangat penting.Â
Hadiah setangkai bunga tidak hanya menjadi simbol apresiasi, tetapi juga menghadirkan momen yang istimewa di antara guru dan siswa di kelas.Â
Momen pemberian hadiah setangkai bunga membuat senyum bahagia dan kebanggaan di wajah seorang guru ketika menerima hadiah ini. Di saat siswa memberikan hadiah ia bangga karena dapat memandang wajah gurunya tersenyum Kembali.