Kelangkaan BBM di Kabupaten Maluku Barat Daya: Ancaman Terbesar Bagi Mobilitas dan Ekonomi Masyarakat
Kabupaten Maluku Barat Daya, terletak di ujung timur Indonesia, dikenal dengan keindahan alamnya yang memesona. Kabupaten dengan ibu kota Tiakur sepanjang Sejarah kemerdekaan baru pertama diinjak kaki oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo tahun 2023.
Bumi Kalwedo yang memiliki panorama alam yang sangat indah. Di Tengah pulau Moa berdiri kokoh Gunung Kerbau dan di sekelilingnya menjadi tempat berkeliaran hewan seperti kerbau, kuda dan hewan-hewan lain sedang menikmati rerumputan di sekitar gunung tersebut.
Warna rumput yang tumbuh di gunung selalu berubah -ubah tergantung musim panas atau musim hujan. Disaat musim hujan semua rumput dan pohon berdaun hijau sebaliknya disaat musim kemarau rumput berwarna kecoklatan bagaikan warna kulit Binatang disekitarnya.
Bukan hanya itu, ada juga keindahan lain seperti Pantai Gerdarsi di bagian Selatan pulau Moa di dusun Nyama. Lokasi ini pernah menjadi landasan pacu pesawat dan helikopter ukuran besar maupun kecil dari Australia tahun 1981. Kini difungsikan sebagi tempat wisata di daerah ini.
Kabupaten yang sangat mempesona dengan keindahannya, tidak berarti segala sesuatu selalu berjalan mulus. Belakangan ini, kabupaten ini dihantui oleh masalah serius yang mengganggu aktivitas sehari-hari penduduknya: Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup merisaukan masyarakat.
Masalah ini telah menjadi sorotan utama dan mengakibatkan dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat serta perekonomian daerah tersebut. Beberapa hari melalui pantauan penulis melalui media online seperti fb, status WA, banyak menyoroti keluhan kelangkaan BBM di daerah ini.
Akar Masalah
Salah satu penyebab utama kelangkaan BBM di Kabupaten Maluku Barat Daya adalah infrastruktur yang terbatas. Dengan jaringan transportasi yang terbatas dan ketergantungan pada suplai dari luar daerah, sulit untuk memenuhi kebutuhan BBM penduduk secara konsisten.
Faktor lainnya adalah kurangnya investasi dalam penyediaan infrastruktur yang memadai untuk penyimpanan dan distribusi BBM di daerah tersebut.
Penghambat lain yang turut mempengaruhi adalah factor cuaca yaitu angin kencang dan tinggi gelombang laut yang tidak bersahabat di daerah bagian Maluku Barat Daya pada bulan-bulan seperti sekarang ini,sehingga sulit bagi kapal tank BBM sulit berlabuh dengan aman dan mendistribusi kebutuhan BBM.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Dampak kelangkaan BBM terasa luas di masyarakat. Transportasi umum menjadi terganggu, mengakibatkan peningkatan biaya perjalanan dan kesulitan aksesibilitas bagi masyarakat yang bergantung pada kendaraan pribadi atau angkutan umum.
Sektor ekonomi juga terpukul, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah yang bergantung pada transportasi untuk distribusi barang mereka.
Selain itu, sektor pertanian dan perikanan, yang merupakan tulang punggung ekonomi lokal, juga terpengaruh karena sulitnya mengangkut hasil pertanian dan perikanan dari desa-desa terpencil ke pasar.
Sungguh miris, terlihat Masyarakat yang mayoritas petani, harus berdempetan menaiki mobil pik up dibawah terik panas matahari. Tujuannya adalah berburu rupiah dengan membawah hasil kebun menuju ke pasar tradisional Tiakur MBD. Tujuannya demi kelangsungan ekonomi keluarga menjadi motivasi mereka.
Masyarakat pulau Moa sejak turun temurun menggunakan transportasi tradisional adalah tenaga kuda (naik kuda) dari satu desa-ke desa yang lain.
Sebagai alat transportasi pengangkut bahan makanan saat musim panen. Dengan kemajuan alat transportasi modern sekarang, secara perlahan Masyarakat telah beralih ke transportasi mobil, sepeda motor karena dianggap lebih modern dan menghemat waktu perjalanan dibandingkan dengan transportasi naik kuda.
Transportasi ini boleh dikatakan semakin langka seiring dengan kemajuan di era modern ini.
Mengamati status WA seorang teman (Dani Sairlona), yang dikutip dari Kompas.com , menampilkan sebuah topik menarik adalah: “Susah BBM Seorang Dosen Naik Kuda Sejauh 12 Km Menuju Kampus.”
Hal ini sangat menarik perhatian bahwa memang kabupaten MBD benar-benar kelangkaan stok BBM sehingga alternatifnya Kembali ke transportasi tradisional (alias naik kuda) untuk melakukan aktivitas rutin di kampus.
Langkah-Langkah Penanggulangan
Untuk mengatasi masalah kelangkaan BBM di Kabupaten Maluku Barat Daya, beberapa langkah harus segera diambil:
Penyediaan Infrastruktur: Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur yang memadai untuk penyimpanan dan distribusi BBM di daerah tersebut.
Pembangunan terminal-terminal penyimpanan dan distribusi yang strategis akan membantu memastikan pasokan BBM yang stabil.
Diversifikasi Sumber Energi. Selain bergantung pada BBM, upaya untuk mengembangkan sumber energi alternatif, seperti energi surya atau energi angin, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada BBM dan memperkuat ketahanan energi daerah tersebut.
Pengelolaan Transportasi yang Efisien: Perlu dilakukan koordinasi antara pemerintah daerah dan operator transportasi untuk memastikan distribusi BBM yang efisien dan merata ke seluruh wilayah kabupaten Maluku Barat Daya.
Masalah ini sangat urgen: Kelangkaan BBM di Kabupaten Maluku Barat Daya adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera.
Dengan langkah-langkah yang tepat, termasuk investasi dalam infrastruktur, diversifikasi sumber energi, pengelolaan transportasi yang efisien, diharapkan masalah ini dapat diatasi dengan baik.
Penting bagi pemerintah pusat dan daerah, serta berbagai pemangku kepentingan, untuk bekerja sama secara efektif guna menghadapi tantangan ini demi kesejahteraan masyarakat Maluku Barat Daya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H