Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kesiapan dan Bimbingan Membentuk Pernikahan Bahagia: Kisah Frengki dan Kacinsa

7 Januari 2024   19:06 Diperbarui: 7 Januari 2024   19:08 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesiapan dan Bimbingan Membentuk Pernikahan Bahagia: Kisah Frengky dan Kacinsa www.pexels.com

Kesiapan dan Bimbingan Membentuk Pernikahan Bahagia: Kisah Frengky dan Kacinsa

Perjalanan rumah tangga menuju kebahagiaan adalah hal yang didam-idamkan dalam  setiap pernikahan. Namun kadang tidak menggapainya. Hal ini dapat terjadi karena banyak intervensi dari pihak ke tiga yang mencampuri urusan rumah tangga anak-anak sehingga berdampak buruk dan bagi kelangsungan keluarga baru.

Sabtu, 6 Januari 2024, menjadi saksi pernikahan yang indah antara Frengky dan Kacinsa. Pasangan muda ini telah menjalani perjalanan cinta selama sembilan tahun, saling mengenal dan memahami satu sama lain. Bahkan, keinginan orang tua Kacinsa untuk menikah ketika genap 27 tahun telah menjadi kenyataan.

Masa berpacaran 9 tahun (Sumber dokpri)
Masa berpacaran 9 tahun (Sumber dokpri)

Persiapan pernikahan mereka tidak hanya terbatas pada acara pelaminan satu jam, melainkan melibatkan persiapan masa pertunangan, bimbingan pastoral, dan konseling pranikah. Konseling pranikah menjadi langkah penting untuk mengantisipasi potensi konflik di dalam rumah tangga pasca pernikahan. 

Melalui proses ini, segala potensi masalah diidentifikasi dan diatasi, memberikan pondasi yang kuat untuk memasuki kehidupan pernikahan.

Sebelum memasuki acara pernikahan, keluarga kedua calon suami dan istri menerima bimbingan pastoral. Mereka diajarkan bagaimana menjadi orang tua yang mendukung kedua anak yang baru menikah, tanpa merongrong atau menjadi pemicu konflik.

 Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa peran keluarga tidak menjadi hambatan dalam kebahagiaan rumah tangga kedua mempelai. Berkaca pada pengalaman bahwa keinginan rumah tangga baru menikmati kebahagiaan tidak terwujud hal ini karena ada intervensi dari pihak orang tua setelah anak-anaknya menikah.

 Mereka masih dianggap sebagai punggung keluarga dalam mencari nafkah. Padahal sebuah rumah dindaikan sebagai benih  yang dipindahkan pada sebuah wadah baru untuk tetap bertumbuh tanpa campur tangan pihak lain.  

Hari Sabtu, 6 Januari 2024 menjadi puncak dari semua persiapan tersebut. Acara pernikahan dimulai dengan kebaktian pemberkatan nikah di GBI God's Grace Ambon pukul 16.00 WIT. Prosesi ibadah melibatkan kedua keluarga dan pihak gereja, menopang pemberkatan nikah dengan doa dan kidung pujian.

Sumber : Dokpri 
Sumber : Dokpri 

Refleksi firman Tuhan oleh Pendeta Ny.Juli Nanuru menggarisbawahi rencana Allah dalam menciptakan manusia untuk hidup bersama dalam pernikahan. Kejadian 2:21-22 diambil sebagai dasar, mengajarkan pentingnya saling melengkapi dan bekerja sama di dalam rumah tangga.

 "Lalu TUHAN Allah membentuk manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk daripadanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawahnyalah kepada manusia itu."

Setelah refleksi firman Tuhan, kedua mempelai mengucapkan janji nikah mereka, menjadi sah sebagai suami istri. Doa pemberkatan nikah disampaikan oleh pendeta, menciptakan momen yang penuh sukacita bagi seluruh hadirin. 

Untuk mensahkan pernikahan, maka pihak petugas Capil kota Ambon turut  hadir dan mensahkan keduanya menjadi suami istri dan diberikan bukti pernikahan yaitu akte pernikahan.

Resepsi pernikahan diisi dengan acara pemotongan kue pengantin dan keseruan saat kedua keluarga menyusup satu sama lain dengan potongan kue dan juga kepada kedua orang tua masing-masing tanda rasa trima kasih atas pemeliharaan orang tua selama ini. 

Sumber :Dokpri
Sumber :Dokpri

Kejutan tak terduga datang ditengah para undangan sepasang suami istri  tampil menyanyikan lagu likinya begini :

"Berapa Puluh tahun lalu Beta masih kecil ee.

Beta inga tempo itu, sio mama gendong-gendong beta eee, 

Sambil mama bakar sagu, mama manyanyi buju-buju.

 La sampe basar bagini, beta tra lupa mama e. 

Sio mama eee...beta rindu mau pulangeee... 

Sio mama eee... mama su lia, kurus lawange, 

Beta balom balas mama, mama pung cape sio dolo eee. 

Sio tete manisneee.. jaga beta pung mama eee..

Lagu Ambon ini turut memeriahkan suasana resepsi pernikahan. Dalam usia lansia suara mereka tak kalah indah dengan anak-anak muda, menjadi hiburan yang tak terlupakan.

Sumber Dokpri
Sumber Dokpri

Sebagai tanda penghormatan, keluarga dan tamu diberikan hidangan makan malam sebelum meninggalkan ruangan resepsi. Selamat memasuki rumah tangga baru, Frengky dan Kacinsa. Semoga kehidupan pernikahan kalian selalu bahagia, dan bersama-sama berjalan bersama Tuhan dalam segala langkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun