(Suatu pagi, terlihat beberapa orang hiruk-pikuk berjalan di depan SPBU menanti antrian Bahan Bakar).
Petugas : "Di isi full ya, mbak." Kata petugas SPBU kepada salah satu pengendara yang hendak mengisi bahan bakar jenis Pertalite.
Pengendara: "Terima kasih, mas." Sahutnya dengan sopan.
(Setelah selesai, kemudian pelanggan tersebut membayar dan pergi, diikuti antrian yang memanjang dibelakangnya).
Beberapa hari kemudian, muncul berita di layar televisi dan diberbagai media sosial, soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Harga BBM sebelumnya mengalami kenaikan cukup tinggi, yang menimbulkan banyak pro dan kontra terkait masalah ini.
Kembali ke suasana SPBU, terlihat sedikit antrian BBM, salah satu pengendara bertanya kepada petugas.
Pengendara : "Harga Pertalite berapa yach." Â Tanya pengendara kepada petugas.
Petugas : " Sekarang sudah naik, Perliternya Rp 10.000, mas mau isi berapa." Katanya.
Pengendara : "Dua liter." Sahutnya dengan nada lemas.
(Begitupun dengan pengendara lain, banyak yang mengeluh dengan kenaikan harga yang cukup tinggi ini). Akibatnya harga barang dan kebutuhan pokok lainnya juga ikut naik.)
Alur cerita berganti, nampak di sebuah Kafe kecil, terjadi percakapan antara dua orang mahasiswa.
Tasya : "Gus, kamu sekarang ke kampus kampus kenapa tidak bawa motor lagi, kok naik angkot?." Tanya Tasya ingin tahu.
Agus : "Iya, habisnya harga BBM naik, jadi sekarang aku memilih untuk naik sepeda menuju ke kampus, harus iritlah, kalau tidak uang semesterku tidak bisa aku lunasi." Jawab Agus penuh penyesalan.
Tasya : "Iya, sekarang kalau belanja di pasar juga seperti itu, harga barang mahal semua. Harga angkot juga mahal, jadi keputusan kamu untuk menggunakan sepeda ke kampus itu juga tepat Gus." Kata Tasnya.
Agus : "Iya, pemerintah kita sekarang harus berpikir cepat untuk mengatasi kenaikan harga bahan bakar ini, karena dampaknya terhadap perekonomian cukup besar." Jawabnya dengan nada tegas.
Tasya : "Aku dengar, teman-teman kita akan adakan aksi demonstrasi soal kenaikan harga BBM ini, mudah-mudahan bisa cepat dijawab oleh pemerintah. Kasian masyarakat juga, hidup sudah susah malah dibuat tambah sensara." Sahutnya dengan penyesalan.
Agus : " Yuk kita berangkat. Setengah jam lagi aku ada jadwal ketemu dosen." Ajak Agus.
Tasya : "Okey. Aku gandeng yach..., Hitung-hitung irit energi juga." Kata Tasya menggoda, sambil keduanya tertawa bersama.
Kenaikan harga BBM secara spotan membuat masyarakat kebingungan dalam menentukan pilihan.Â
Mereka berharap para pemangku kepentingan dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan arif dan bijaksana demi menghindari protes dan berbagai aksi demostrasi yang terus berkepanjangan, yang nantinya akan berdampak pada penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Karya : Yulianus Feka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H