Mohon tunggu...
Nus Feka
Nus Feka Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Malam

23 Agustus 2022   21:50 Diperbarui: 23 Agustus 2022   22:06 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu Raja Siang terbenam di sore hari

diikuti Awan warna  merah, kuning, lalu coklat, perlahan jadi hitam pekat

Kelihatan gelap dan bintang serta benda langit mulai menampakan diri

Sedikit cahaya bulan terang dan redup tertutup awan kecil

sesekali, meteor jatuh lalu hangus diudara 

Ketika jatuh, banyak mata melihat penuh harap akan terkabulnya suatu permintaan

dibarengi dengan teriakan jangkrik yang lumayan keras

memecah kesunyian yang berlangsung lama

Kemudian perlahan, terlihat Kilauan kristal berjatuhan dari daun 

yang tergambar jelas oleh cahaya bulan yang terang

penghias malam yang sepi

lalu rasa kantuk mulai muncul 

membuat kita tertidur pulas

Awan putih yang perlahan turun ke tanah

lalu membasahi pohon dan semua tumbuhan yang hidup

tak luput juga, hewan pencari rejeki dimalam hari

merekapun ikut basah tapi tidak menyerah demi mendapat makanan

Sebab itulah waktu mereka untuk bekerja

Angin darat yang dingin

menusuk kulit perlahan

hingga atap rumahpun ikut basah oleh kabut malam

Embun yang dingin dan basah

Tapi tidak pernah menyakiti dan mengorbankan diri

tetesan embun memang menusuk kulit

tapi tidak merasa gelisah dalam hati

suhu yang menurun drastis

tapi tidak membatasi ruang mimpi yang luas

Ketika itu terdengar lagi suara bisikan dalam hati

tidurlah, sudah malam, dan esok masih banyak peluang dan tantangan 

yang lebih berat dari tetesan embun

Karena ketika cahaya mulai muncul kembali

akan berbeda rasa dan suasana 

karena pasti tidak seperti cerita semalam

Yulianus Feka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun