Mohon tunggu...
Bagus Pratomo Nusantoro
Bagus Pratomo Nusantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis Netral

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Di Balik Layar, Dampak Pisikologis Pekerja Remote terhadap Hubungan Sosial

7 Desember 2024   13:50 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Balik Layar: Dampak Pisikologis Pekerja Remote Terhadap Hubungan Sosial (Sumber: pixabay.com)

Interaksi virtual yang sering kali terasa lebih formal dan terbatas, tidak bisa menggantikan kehangatan percakapan langsung yang terjadi dalam konteks sosial fisik. Tanpa adanya kesempatan untuk berbincang secara santai atau berkolaborasi dalam ruang yang sama, pekerja remote sering kali merasa lebih terisolasi dari dunia luar. 

Mereka mungkin merasa kesulitan dalam membangun hubungan yang lebih pribadi dan mendalam dengan rekan kerja mereka, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hubungan profesional mereka.

Keterasingan Sosial: Isolasi yang Mengintai

Fokus dengan prangkat tidak mau bersoialisasi (pixabay.com)
Fokus dengan prangkat tidak mau bersoialisasi (pixabay.com)

Salah satu dampak psikologis terbesar yang dihadapi oleh pekerja remote adalah social isolation atau keterasingan sosial. Ketika seseorang bekerja dari rumah, interaksi sosial di tempat kerja sangat terbatas. 

Tidak ada lagi percakapan ringan di ruang kopi atau makan siang bersama rekan-rekan kerja. Seringkali, pekerja remote hanya berhubungan dengan rekan kerja mereka melalui pesan teks atau panggilan video, yang tidak bisa menggantikan kedekatan yang terjalin melalui komunikasi tatap muka.

Bagi banyak pekerja, keterasingan sosial ini bisa menjadi masalah besar. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi untuk merasa diterima dan dihargai. 

Tanpa adanya interaksi sosial yang memadai, seseorang bisa merasa kesepian, yang pada gilirannya bisa meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Ketika pekerja merasa terisolasi, mereka mungkin merasa tidak terhubung dengan dunia luar, yang memengaruhi kesejahteraan mental mereka.

Dalam banyak kasus, pekerja remote merasa kesulitan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Di kantor, ada batasan yang jelas antara jam kerja dan waktu istirahat, yang memudahkan pekerja untuk beralih dari mode kerja ke mode sosial. 

Namun, di rumah, batasan ini sering kali kabur. Pekerja yang terus terhubung dengan pekerjaan mereka melalui perangkat pribadi dapat merasa terjebak dalam siklus kerja yang tidak pernah berakhir. Ketika pekerjaan terus berlanjut, interaksi sosial yang sehat dan produktif dengan keluarga atau teman-teman juga menjadi lebih terbatas.

Isolasi sosial yang berkepanjangan dapat memengaruhi kualitas hidup pekerja dan bahkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental yang lebih serius. Oleh karena itu, penting bagi pekerja untuk memahami pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan sosial mereka, meskipun mereka bekerja dari rumah.

Kecemasan dan Depresi: Efek Psikologis yang Muncul

Kecemasan dan Depresi: Efek Psikologis yang Muncul (pixabay.com)
Kecemasan dan Depresi: Efek Psikologis yang Muncul (pixabay.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun