Che juga yang mengorganisasi Instituto Nacional de la forma Agraria untuk menyusun hukum agraria. Caranya, dengan menyita tanah-tanah milik kaum feodal dan mendirikan Kementerian Perindustrian. Saat ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba, dia menggusur orang-orang komunis dari pemerintahan dan pos-pos strategis.
Ke luar Kuba, dia menggelar konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program revolusioner melalui kerjasama gerilya negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Saat menjadi perwakilan Kuba di PBB, Che mengkritik keras negara-negara Amerika Utara. Dia menyebut Amerika Serikat serakah dan melakukan imperialisme secara kejam terhadap negara-negara Amerika Latin.Â
Ke mana Che saat itu? Tak ada kabar yang pasti, yang jelas dia memang mengundurkan diri dari Kabinet Castro. Kabar lain menyebut dia bergerilya di sejumlah negara di Afrika untuk menggelar revolusi. Di Kongo, Che dikabarkan membantu pemberontakan Kinshasa melawan Belgia saat musim gugur 1965, walaupun pasukan Kuba akhirnya mundur.
Simbol Penentang Imperialisme
Nama Che kembali terdengar pada 1967. Saat itu, Menteri Pertahanan Kuba Mayor Juan Almeida mengumumkan Che tengah membantu menyiapkan sebuah revolusi di Bolivia. Hanya saja, revolusi itu kembali mengalami kegagalan. Benak Che rupanya masih dipenuhi romantisme keberhasilannya saat menggulingkan Batista yang mendapat dukungan penuh rakyat Kuba.
Harapannya mendapatkan dukungan luas dari rakyat Bolivia ternyata terlalu muluk-muluk. Che tidak pernah memperkirakan bahwa pasukan khusus Bolivia mendapat bantuan CIA. Bersama pasukannya, Che terkepung di sebuah hutan di La Higuera. Dalam pengepungan itu, Che terluka dan tertangkap. Keesokan paginya, Presiden Bolivia Rene Barrientos memerintahkan Che dihukum mati. Karena tanpa melalui proses pengadilan, eksekusi dilakukan sedemikian rupa seolah-olah Che tewas dalam pertempuran. Sembilan peluru melubangi tubuh Che.
Inikah akhir perlawanan kaum berewok terhadap imperialisme Barat? Ternyata belum. Castro memang menjalankan beberapa reforma agraria secara lebih moderat sejak 1969, namun dia segera menghentikan bantuan finansial AS. Sejak itu pula hubungan Kuba dengan Uni Soviet membaik dan Negeri Beruang Merah itu kerap membantu Kuba.
Setahun kemudian, ketika Uni Soviet menawarkan minyak mentah, perusahaan minyak Barat seperti Texaco, Shell, dan Esso menolak membersihkannya. Castro segera menasionalisasi fasilitas mereka, yang dibalas AS dengan melarang impor gula dari Kuba. Castro tak kalah gertak. Dia mengambil alih lebih banyak perusahaan AS, sehingga Negeri Adidaya itu memboikot total perdagangan Kuba. Termasuk makanan dan obat-obatan, bahkan berusaha menumbangkan Castro dengan invasi di Teluk Babi, 1961.
Pada 2004, bersama Venezuela, Kuba memelopori pembentukan The Bolivarian Alternative for the Americas (ALBA). Selain kedua negara itu, ada tujuh negara lain yang bergabung: Antigua dan Barbuda, Bolivia, Saint Vincent dan Grenadines, Dominika, Ekuador, Honduras, serta Nikaragua. ALBA menjadi organisasi antarnegara di kawasan Amerika Latin dan Karibia yang menolak konsep perdagangan bebas yang ditawarkan AS dan sekutunya lewat FTAA (Area Perdagangan Bebas Amerika).